Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Beras Naik Tipis pada November 2019, BPS Sebut Masih Stabil

Kompas.com - 02/12/2019, 13:35 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya kenaikan harga beras di penggilingan, baik untuk tingkat medium, premium, dan rendah.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, harga beras medium di penggilingan mencapai Rp 9.522 per kilogram atau naik 0,93 persen dibanding Oktober 2019 (month to month/mtm).

"Hal yang sama juga terjadi untuk beras premium. Harganya naik menjadi Rp 9.742 per kilogram, naik 0,86 persen (mtm). Kategori rendah naiknya tipis sekali hampir flat hanya 0,03 persen jadi Rp 9.245 per kg," ujar Suhariyanto di Jakarta, Senin (2/12/2019).

Kendati demikian bila dilihat secara tahunan atau year on year (yoy), harga beras medium, premium, dan rendah kompak mengalami penurunan. Beras medium turun sebesar 0,85 persen, beras premium 0,29 persen, dan beras rendah sebesar 1,92 persen.

Baca juga: Kementan Prediksi Harga Beras hingga Awal 2020 Stabil

Adapun naiknya harga beras karena adanya kenaikan harga gabah di November 2019. Harga gabah kering giling dengan kadar air kurang dari 14 persen dan kadar hampa kurang dari 3 persen mengalami kenaikan 2,02 persen (mtm) dan 0,48 persen (yoy).

Suhariyanto menuturkan, pola yang sama juga terjadi pada gabah kering panen dengan kadar air 14-25 persen dan kadar hampa 3-10 persen.

Kenaikan harga gabah kering panen sebesar 1,71 persen (mtm) menjadi Rp 5.098.

"Tapi pattern-nya masih sama dengan beras. Secara tahunan harga gabah turun dari Rp 5.116 per kilogram jadi Rp 5.098 per kilogram. Sama juga dengan gabah kering giling. Kalau dibandingkan secara tahunan, posisi harga masih lebih rendah," tutur dia.

Bila digabungkan, kata Suhariyanto, harga gabah petani (GKP) naik 1,71 persen dan di penggilingan naik 0,93 persen.

Baca juga: Harga Beras Naik, Jokowi Minta Operasi Pasar Ditingkatkan

Kendati demikian, harga di tingkat grosir atau eceran masih stabil sehingga berdampak kepada harga beras yang naik tipis.

"Masih stabil, itulah yang menyebabkan beras tidak memberikan kontribusi pada inflasi. Karena harganya stabil dibanding bulan sebelumnya," pungkas Suhariyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com