LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Pemerintah hingga para investor selalu memperhatikan perkembangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Hal itu lantaran perang dagang memiliki efek domino kepada ekonomi Indonesia.
Kepala Ekonom BNI Ryan Kiryanto mengatakan, dampak perang dagang ke ekonomi Indonesia memang tak terelakan. Sebab perang dagang berdampak kepada pelemahan ekonomi AS dan China.
Seperti diketahui, kedua negara tersebut merupakan negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Akibatnya, pelemahan ekonomi kedua AS dan China berimbas ke seluruh perekonomian negara lain, termasuk Indonesia.
Baca juga: Erick Thohir Tunjuk Royke Tumilaar Jadi Dirut Bank Mandiri
Ditegaskan Ryan, besaran dampak perlambatan ekonomi AS-Cina ke Indonesia masih rendah dibanding Jepang, Korea, dan India.
"Kesimpulannya, setiap perlambatan ekonomi Amerika dan Cina bersamaan, akan mendiskon pertumbuhan ekonomi Indonesia 0,32 persen," kata Ryan di Labuan Bajo, NTT, Senin (9/12/2019).
Apalagi AS dan China adalah dua mitra dagang utama Indonesia. Pelemahan ekonomi keduanya bisa membuat permintaan barang dari Indonesia (ekspor) ikut anjlok. Padahal ekspor merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dia merinci, setiap satu persen perlambatan ekonomi AS akan memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,05 persen. Begitu pula dengan Cina, tiap satu persen perlambatan ekonominya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,27 persen.
"Itulah kalau ekonomi AS-Cina melambat, Indonesia juga terdampak. Karena negara ini cross ride dengan Indonesia," ujarnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.