Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beras Menumpuk, DPR Minta Jokowi Ubah Program BPNT

Kompas.com - 12/12/2019, 14:13 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada sebanyak 20.000 ton beras di penyimpanan gudang Perum Bulog yang mengalami disposal atau pembuangan.

Disposal dilakukan akibat beras tersebut yang terlalu lama tidak diperbarui sehingga mengalami perubahan kualitas dan tak laku dijual.

Terkait hal itu, Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menyebutkan ada solusi yang bisa dilakukan antara lain dengan menyerahkan seluruhnya pengelolaan bantuan pangan non tunai (BPNT) kepada Bulog, dimana selama ini dipegang oleh Kementerian Sosial.

"Jangan disalahkan juga yang 20.000 ton itu dikeluarkan, karena ouletnya dalam sekajap 2017-2019 tidak ada otlet yang menungkinkan Bulog terus me-refinery beras di gudang. Solusinya, kembalikan BPNT yang dioperasikan Bulog," kata Herman di Gedung RRI, Jakarta Pusat, Kamis (12/9/2019).

Baca juga: Buwas: Mafia Beras BPNT Raup Untung Rp 9 Miliar Per Bulan

Menurut Herman dengan mengembalikan BPNT ke Bulog maka Bulog bisa menjalankan tugasnya memastikan tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman beragam, bergizi, merata dan terjangkau secara berkelanjutan.

"Jika tidak mengembalikan BPNT, maka penugasan Bulog tidak akan jalan dan Bulog akan dibebani oleh pinjaman komersial sampai kapanpun," jelasnya.

Menurut Herman, mekanisme komersial yang harus dijalankan Bulog adalah penugasan dengan batasan harga, maka dari itu harus diikuti dengan sumber permodalan yang tidak dibatasi.

Saran yang dikatakan Herman, sudah pastilah akan mengubah aturan-aturan yang sudah ditetapkan. Namun ia yakin hal ini bisa dinegosiasikan dengan Prediden Joko Widodo.

"Yang aturan tinggal ubah BPNT ke Bulog lalu teken oleh Presiden, selesai," katanya.

Baca juga: Cerita Sri Mulyani Saat Pertama Luncurkan BLT: Ada yang Uangnya Dipakai DP Motor

Herman menyebutkan, ia akan memperjuangkan masalah Bulog ini dan meminta Jokowi untuk menyelamatkan Bulog dengan merubah aturan BPNT. Hal ini mengingat pemberian modal tidak dimungkinkan karena APBN sudah ketok palu.

Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Bulog, Imam Subowo menyebutkan pihaknya siap dengan solusi yang ditawarkan tersebut.

Hal ini mengingat dalam praktiknya Bulog sudah menggunakan bebebrapa teknologi dalam menjamin mutu beras yang dijual, sehingga mutu terjamin untuk standar penyaluran.

"Kami sudah siap menuju kesana, artinya jika konsep tersebut dikembalikan ke Bulog kami siap, apalagi kini kami memiliki teknologi rice to rice membuat kualitas beras kuar terjamin," kata Imam.

Di sisi lain, Bulog terus mematangkan penjualan komersilnya dimana beberapa hal yang dilalukan Bulog seperti penjualan online dan e-commerce. Selain itu rencana penambahan 22 lokasi gudang beras baru untuk menyerap beras Bulog.

Imam berharap pemerintah bisa membenahi dari sektor hulu ke hilir sehingga peran Bulog bisa lebih optimal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com