Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Antam Apresiasi Langkah Pemerintah Ubah Royalti Nikel

Kompas.com - 16/12/2019, 15:51 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.com – PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mengapresiasi dan menyambut dengan optimis langkah pemerintah mengubah komposisi royalti komoditas nikel untuk tujuan hilirisasi.

Langkah tersebut dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 81 tahun 2019 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Kebijakan itu mengatur perubahan royalti bijih nikel yang naik menjadi 10 persen dan feronikel yang turun dari 4 persen menjadi 2 persen.

“Penerapan tarif royalti feronikel yang baru bagi Antam cukup favorit, meski untuk bijih nikel naik” kata Pelaksana Harian SVP Corporate Secretary Antam, Dede Izudin dalam keterangan tertulis (16/12/2019).

Baca juga: Awal Pekan, Harga Emas Antam Turun Rp 1.000

Ia melanjutkan, tarif royalti feronikel yang turun diharapkan membawa dampak positif pada tahun depan.

“Di tahun 2020, sudah tidak ada lagi ekspor bijih nikel sehingga optimalisasi kinerja komoditas feronikel dan emas menjadi penting” ujar Dede.

Komoditas terbesar kedua Antam

Berdasarkan laporan perkuartal Antam, feronikel merupakan komoditas dengan nilai penjualan terbesar kedua perusahaan BUMN itu dalam sembilan bulan pertama tahun 2019.

Nilai penjualan feronikel adalah sebesar Rp 3,61 triliun atau 15 persen dari total penjualan bersih Antam hingga September 2019.

Baca juga: Jokowi: Nikel Kita, Mau Ekspor atau Enggak, Suka-suka Kita

Tercatat volume produksi feronikel mencapai 19.052 ton nikel dalam feronikel (TNi) dengan tingkat penjualan feronikel sebesar 19.703 TNi.

Jumlah itu naik sebesar 3 persen dibanding periode kuartal yang sama tahun sebelumnya, yakni sebesar 19.149 TNi.

Peran komoditas emas

Komoditas lain yang menjadi kontributor keuntungan terbesar penjualan Antam hingga September 2019 adalah emas.

Penjualan bersih emas Antam tercatat sebesar Rp 24,53 triliun atau tumbuh 23 persen dibanding capaian penjualan pada periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp19,95 triliun.

Emas berkontribusi sebesar Rp 17,03 triliun atau 69 persen dari total penjualan bersih Antam hingga September 2019.

Tahun ini, perusahaan pelat merah itu berupaya mengoptimalkan kinerja produksi dan penjualan untuk menggenjot PNBP.

Baca juga: Indonesia Raja Nikel Dunia, Puluhan Tahun Hanya Ekspor Bijih Mentah

Sebagai info, tahun lalu Antam telah menyetor PNBP sebesar Rp 576 miliar. Kementerian ESDM pun mengapresiasi Antam sebagai salah satu pemberi PNBP terbesar di sektor pertambangan.

Indonesia Mining Association juga memasukkan Antam ke dalam tiga nominasi, yakni perusahaan pembayar PNBP terbaik, Perusahaan pembayar PNBP terbesar, dan Perusahaan tambang yang melaksanakan hilirisasi terintegrasi terbaik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com