Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembelian Hasil Pertanian AS Dalam Jumlah Besar Menjadi Masalah bagi China

Kompas.com - 18/12/2019, 12:28 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

BEIJING, KOMPAS. com - Kesepakatan dagang antara AS dan China, di mana China harus membeli hasil pertanian AS dalam jumlah yang cukup besar, dinilai akan menjadi bumerang bagi China. Apalagi, jika hasil pertanian tidak terserap oleh masyarakat China.

Melansir CNBC, Rabu (18/12/2019), Deborah Elms, Direktur Eksekutif Asian Trade Center mengatakan, pembelian hasil pertanian mungkin akan dilakukan Beijing jika situasi pasar memungkinkan.

"Peningkatan skala (pembelian hasil pertanian AS) pada kecepatan itu akan menjadi masalah," kata Elms.

Elms mengatakan, kemampuan orang China untuk benar-benar cocok dengan pembelian hasil pertanian AS sangat terbatas.

Pejabat AS dan China mengumumkan pada hari Jumat, kedua negara akhirnya mencapai kesepakatan setelah perang dagang selama 18 bulan.

Baca juga: AS-China Capai Kesepakatan Fase Pertama, Perang Dagang Mereda?

Tetapi, sebagai bagian dari kesepakatan, Presiden AS Donald Trump bersikeras bahwa China membeli lebih banyak hasil pertanian AS dan memastikan Beijing akan membeli barang pertanian senilai 50 miliar dollar AS. Sementara tahun lalu, Beijing hanya mampu membeli hasil pertanian AS senilai sekitar 8,6 miliar dollar.

Elms menjelaskan, China sangat berhati-hati dengan komitmen mereka dalam pembelian produk hasil pertanian AS. Negara tersebut akan menyesuaikan dengan kondisi pasar dan pembatasan aturan dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

"Dengan kata lain, ada bendera merah raksasa yang mengatakan, jika China menjanjikan ini, berhati-hatilah karena jika pasar tidak mendukung pembelian pada tingkat itu, maka China mungkin tidak mencapai target itu," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com