Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Ada Tiga Tangan Kanan Chairul Tanjung di Garuda? Ini Alasannya

Kompas.com - 24/01/2020, 14:03 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Duta Besar Indonesia untuk Polandia, Peter F Gontha, kembali masuk ke jajaran komisaris Garuda Indonesia.

Pendiri acara musik Java Jazz Festival itu pernah menduduki posisi komisaris independen Garuda Indonesia pada 2011 hingga 2014.

Melalui akun Instagram-nya @petergontha, Peter membagikan ceritanya kala pertama kali masuk ke jajaran komisaris maskapai pelat merah itu.

Baca juga: Peter F. Gontha, Orang Cendana yang Jadi Komisaris Garuda

Meski akun Instagram-nya belum terverifikasi, tetapi berdasarkan sumber Kompas.com, akun Instagram tersebut memang benar milik Peter Gontha.

Dalam unggahannya, Peter bercerita pertama kali masuk ke Garuda Indonesia pada era Menteri BUMN Mustapha Abubakar. Saat itu Garuda Indonesia memutuskan untuk mencatatkan sahamnya di pasar modal.

Saat pertama kali melantai di bursa, Garuda Indonesia menjual harga sahamnya senilai Rp 750 sampai Rp 1.100 per lembar saham.

Bendahara Partai Demokrat kala itu, Nazarudin, pun berminat membeli saham Garuda Indonesia meski harga saham tersebut dianggap pelaku pasar terlalu mahal.

Baca juga: Dua Sosok Tangan Kanan Chairul Tanjung di Petinggi Garuda

Namun, saat proses pembayaran, Nazarudin tak kunjung datang untuk membeli saham Garuda Indonesia.

“Untuk tidak hilang muka, pemerintah meminta kelompok perusahaan pimpinan Chairul Tanjung untuk datang menjadi dewa penyelamat,” ujar Peter seperti dikutip Kompas.com dari akun Instagram pribadinya pada Jumat (24/1/2020).

Peter menambahkan, saat itu Chairul Tanjung sepakat membeli saham Garuda Indonesia sebesar 29 persen seharga Rp 3,5 triliun dengan harga saham rata rata Rp 600-Rp 650.

Kendati begitu, lanjut Peter, sejumlah pihak menganggap Chairul Tanjung dapat untung besar dari pembelian saham tersebut.

“Padahal, harga saham terus merosot ke kisaran Rp 500. (Sekarang bahkan hanya Rp 460). CT (Chairul Tanjung) hanya mendapatkan hak kedudukan dua komisaris, yaitu Chris Kanter dan saya, sementara seharusnya haknya adalah dua komisaris dan dua direksi,” kata Peter.

Baca juga: Cerita Kubu CT Tolak Laporan Keuangan Garuda Polesan Ari Askhara

Seiring berjalannya waktu, lanjut Peter, harga saham Garuda Indonesia terus membaik di kisaran Rp 450 per lembarnya.

Kendati begitu, kata Peter, CT tetap mengalami kerugian karena harga saham Garuda Indonesia tak sama seperti saat pertama kali dibeli.

“Pada hari ini CT Corp melalui investasi saham, bunga, dan perbedaan kurs (pada waktu itu kurs dollar Rp 11.000) telah menginvestasi sekitar Rp 7 triliun dan mengantongi rugi sekitar Rp 3,5 triliun,” ucap dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com