Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub Bantah Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta Tak Penuhi Aspek Keselamatan

Kompas.com - 26/01/2020, 20:30 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membantah desain runway 3 Bandara Soekarno-Hatta tak memenuhi aspek keselamatan.

Mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II itu pun menegaskan runway 3 Bandara Soetta aman digunakan untuk pergerakan pesawat.

“Kami tahu bahwa Soetta adalah suatu showcase dari Indonesia sehingga kami ingin safety dan pelayanan itu semakin baik,” ujar Budi di Bandara Soetta, Tangerang, Minggu (26/1/2020).

Baca juga: Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta Akhirnya Didarati Penerbangan Komersial

Bahkan, Budi mengatakan dengan adanya runway 3 dan taxiway yang baru tersebut bisa memberikan nilai ekonomis.

Sebab, dengan adanya dua fasilitas tersebut bisa mengurangi jumlah dan waktu antrian dari yang sebelumnya 6 hingga 9 pesawat menjadi rata-rata 3 pesawat.

Selain itu, jarak tempuh taxi way dari apron ke runway lebih dekat sehingga waktu tempuh rata-rata berkurang 8 menit atau 13,3 persen dari sebelum dioperasikannya dua fasilitas tersebut.

“Terkait runway 3 dan eastcross sekaligus jawab efisiensi, dijelaskan Pak Novie (Dirut Airnav) sampai 13,3 persen waktu taxi sampai takeoff, biasa 25 menit jadi 8 menit. Yang holding saya cek di lapangan enggak ada yang holding, jadi tidak terjadi,” kata Budi.

Baca juga: BPJS Kesehatan Gelontorkan Rp 4,61 Triliun untuk Biayai Cuci Darah

Sebelumnya, pengamat pengamat penerbangan Chappy Hakim mengatakan, berdasarkan laporan dan safety recommendation dari Tim Bantuan Teknis Regional Office ICAO (International Civil Aviation Organization) Asia Pacific, jarak antara garis tengah runway 3 dengan runway di sampingnya yang telah beroperasi selama ini hanya 500 meter.

Dengan jarak seperti itu, sesuai dengan regulasi keselamatan penerbangan, kedua runway tidak bisa digunakan bersamaan untuk take off dan landing.

Terlebih pada situasi tertentu seperti cuaca buruk yang mengharuskan pesawat menggunakan pendekatan instrumen (instrument approach).

Di sisi lain, ternyata semua pesawat yang mau take off atau landing di runway 3 harus melewati runway aktif.

Jadi, kehadiran runway 3 sulit sekali mengejar harapan peningkatan frekuensi take off dan landing sebagaimana yang dinginkan.

Baca juga: Ini Kata AP II Soal 150 Turis China yang Tiba di Sumbar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com