Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Perbandingan Dampak SARS dan Virus Corona menurut Ekonom Chatib Basri

Kompas.com - 18/02/2020, 20:11 WIB
Ade Miranti Karunia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom yang juga komisaris PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Muhammad Chatib Basri menyatakan terlalu awal untuk memastikan dampak virus corona terhadap perekonomian Indonesia.

"Namun kita bisa belajar dari kasus SARS 2003," tulis @ChatibBasri melalui akun Twitternya, Selasa (18/2/2020).

Chatib mengatakan, saat virus SARS merebak pada 2003, pertumbuhan ekonomi China turun menjadi 9 persen pada triwulan II 2003. Namun meningkat kembali menjadi 10 persen setelah kepanikan mereda.

"Analisis sensitifitas menunjukkan bahwa 1 persen penurunan ekonomi China bisa berdampak penurunan ekonomi Indonesia 0,1-0,3 persen. Artinya jika ekonomi China melambat 1 persen tahun ini, maka pertumbuhan ekonomi kita bisa menurun menjadi di bawah 5 persen tahun 2020," lanjutnya.

Baca juga: Ekonomi China Terguncang Corona, RI Genjot Ekspor Pisang

Berkaca pada virus SARS, sektor pariwisata, ekspor dan impor tentu yang paling terpengaruh. Sama halnya dengan virus corona. Oleh sebab itu, dibutuhkan stimulus oleh pemerintah untuk memulihkan ketiga sektor tersebut.

"Pemerintah perlu mengantisipasi ini dengan mendorong sumber pertumbuhan domestik. Seperti berulang kali saya sampaikan, resep Keynes masih relevan di sini. Jaga daya beli penduduk miskin dengan PKH, BPNT dan sebagainya. Juga gunakan kartu pra-kerja untuk kelas menengah," katanya.

Selain itu, untuk mendorong sektor pariwisata, perlu doberi potongan harga untuk meningkatkan wisatawan domestik..

Dia juga mengusulkan kepada pemerintah untuk memperhatikan kembali insentif. Salah satunya insentif pajak.

"Menurut saya defisit anggaran tidak apa-apa dinaikkan untuk mendorong growth. Tentu yang harus diperhatikan adalah kualitas belanja. Pastikan punya dampak pada growth. Selain itu review kembali tax incentive yang sudah diberikan apakah efektif," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com