Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Anjlok, Harga Emas Dunia Melonjak 28 Dollar AS

Kompas.com - 03/03/2020, 08:07 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

CHICAGO, KOMPAS.com - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange melonjak pada akhir perdagangan Senin (2/3/2020) waktu setempat, (Selasa pagi WIB), setelah mengalami penurunan paling tajam sejak 2013 di sesi sebelumnya.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April menguat 28,1 dollar AS atau 1,79 persen, menjadi 1.594,8 dollar AS per ounce.

Pada sesi sebelumnya emas berjangka anjlok 75,80 dollar AS atau 4,6 persen, ke posisi 1.566,70 dollar AS.

Logam mulia ini mendapat sentimen positif seiring dengan bank-bank sentral yang berjanji untuk bertindak secara tepat guna mengurangi dampak virus corona.

Baca juga: Awal Pekan, Harga Emas Antam Naik Rp 4.000

"Kami melihat sedikit pemulihan dari akhir pekan lalu, (ketika) ada banyak penjualan untuk menghasilkan likuiditas dan menutupi margin," kata Ryan McKay, ahli strategi komoditas di TD Securities seperti dikutip Reuters.

"Ada banyak harapan pada penurunan suku bunga dari The Fed, dan juga pemotongan dari bank sentral global lainnya ... menawarkan dukungan yang sangat baik," tambah dia.

Pada Jumat (28/2/2020), Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengeluarkan pernyataan yang tidak terjadwal dan jarang terjadi. Dalam pernyataannya itu, Powell menekankan niat bank sentral untuk bertindak secara tepat buat mengatasi risiko yang ditimbulkan oleh virus corona.

"Bank sentral AS akan bertindak sesuai untuk mendukung ekonomi pada latar belakang wabah virus," kata dia.

Sementara Gubernur Bank of Japan (BoJ) Haruhiko Kuroda mengatakan, pada Senin (2/3/2020) bahwa bank sentral akan mengambil langkah-langkah untuk memantapkan pasar, dan meningkatkan likuiditas melalui operasi pinjaman jangka pendek dan pembelian aset.

Baca juga: Harga Emas Berjangka Anjlok 75 Dollar AS, Apa Sebabnya?

Pasar berjangka sekarang menyiratkan pemangkasan suku bunga penuh 50 basis poin poin pada pertemuan kebijakan moneter The Fed 18 Maret.

Suku bunga yang lebih rendah mengurangi potensi kerugian memegang logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil dan juga membebani imbal hasil surat utang AS dan dollar AS.

Logam mulia juga didorong oleh melemahnya mata uang dollar AS (greenback). Indeks dollar AS, yang mengukur dollar AS terhadap enam mata uang utama dunia lainnya, turun 0,54 persen menjadi 97,61 pada pukul 19.10 GMT.

Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dollar AS. Jika greenback melemah maka emas berjangka akan naik, karena emas yang dihargai dalam dollar AS menjadi lebih murah bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.

Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei bertambah 28,2 sen atau 1,71 persen, ditutup pada 16,739 dollar per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 5,3 dollar AS atau 0,61 persen, menjadi 859,4 dollar AS per ounce.

Baca juga: Makin Mahal, Harga Emas Dunia Sentuh Level Tertinggi 7 Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com