JAKARTA, KOMPAS.com - Bulan Ramadhan tak terasa akan datang. Biasanya banyak pelaku UMKM atau pebisnis lainnya yang memanfaatkan momen tersebut untuk berjualan makanan dan minuman.
Data analyst MOKA, Hutami Nadya mengatakan ada beberapa strategi yang harus diubah dan bisa diterapkan oleh para pelaku UMKM agar bisnis makanan dan minumannya bisa berkembang di bulan Ramadhan ini.
"Strategi untuk bisnis makanan dan minuman di bulan Ramadhan tahun ini harus berbeda dari tahun lalu. Karena apa? Karena situasi pandemi saat ini masih belum bisa diprediksi kapan berakhir," ujarnya dalam live streaming MOKA, Rabu (15/4/2020).
Trik yang pertama, sebut Hutami, harus mengetahui jam sibuk atau timing yang tepat para konsumen.
Baca juga: Ayam Geprek dan Bubble Tea Paling Laris Manis untuk Berbuka Puasa
Berdasarkan analisa yang dilakukannya ternyata selama bulan Ramadhan, pukul 17.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB jumlah merchant yang berjualan meningkat 67 persen. Sementara ketika jam sahur yaitu pukul 02.00 WIB sampai pukul 04.00 WIB yang benar-bensr beroperasi itu mungkin ada sekitar 8 persen.
"Artinya apa, jam sahur adalah moment yang tepat untuk membuka jualan dan berpotensi besar untuk para pebisnis termasuk UMKM," katanya.
Kedua, lanjut dia, cari tahu menu makanan favorit ketika sahur. Berdasarkan analisanya, konsumen lebih memilih makanan yang praktis dan tidak ribet.
"Misalnya paket ayam geprek beserta minumannya. Mereka cenderung lebih suka yang seperti itu. Untuk minuman kebanyakan teh manis atau es tes manis yang menjadi favorit konsumen," jelasnya.
Ketiga, mengetahui perilaku konsumen saat Ramadhan. Dari data yang dipelajarinya konsumen mulai mencari menu makanan berbuka itu pukul 14.00 WIB sampai 15.00 WIB dan pada saat itu ada 200an transaksi yang berjalan, sementara kalau pukul 16.00 WIB ke atas transaksi meningkat menjadi 500.
" Oleh sebab itu perlu untuk diketahui bagi para pelaku UMKM atau pebisnis lain harus mempunyai stok menu yang dijual apabila stok yang dijual habis," sambungnya.
Keempat, jangan lupa untuk menyediakan layanan antar atau Delivery. "Di moment pandemi ini banyak orang yang memilih untuk berdiam dirumah dan memilih bertransaksi secara online, oleh sebab itu tidak salah kalau membuat layanan Delivery," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.