Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Garuda Hadapi Dampak Corona, Efisiensi Biaya hingga Tutup Rute Tak Menguntungkan

Kompas.com - 23/04/2020, 14:18 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Menghadapi dampak pandemi corona (Covid-19),  Maskapai Garuda Indonesia (Persero) melakukan beberapa strategi untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya.

Seperti dikutip dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (23/4/2020), emiten berkode GIAA ini memaparkan usaha perseroaan untuk tetap menjaga kelangsungannya selama 6 bulan ke depan.

Maskapai pelat merah ini menyebutkan, arus kas merupakan hal yang paling penting untuk menjaga keberlangsungan perusahaan.

Garuda Indonesia sendiri mempunyai dua kategori biaya yang sangat berpengaruh terhadap pengeluaran kas yaitu  biaya tetap yang meliputi biaya sewa pesawat, biaya pegawai, administrasi kantor pusat dan kantor cabang.

"Ada juga biaya variabel penerbangan yang meliputi biaya bahan bakar, biasa kestasiunan, biaya catering, biaya navigasi dan biaya tunjangan terbang bagi awak pesawat,” sebutnya.

Baca juga: Pendapatan Garuda Indonesia Anjlok 33 Persen akibat Virus Corona

Untuk mempertahankan operasional,  Garuda akan melakukan beberapa strategi.

1. Garuda melakukan negosiasi dengan lessor untuk penundaan pembayaran sewa pesawat (lease holiday). 

2. Melakukan perpanjangan masa sewa pesawat untuk mengurangi biaya sewa per bulan.

3. Mengusahakan financing dari perbankan dalam dan luar ataupun pinjaman lainnya.

4. Negosiasi terkait dengan kewajiban Perseroan yang akan jatuh tempo dengan pihak ketiga.

5, Efisiesi biaya kurang lebih 15-20 persen dari total biaya operasional dengan tetap memprioritas keselamatan dan keamanaan penerbangan dan pegawai serta layanan.

Baca juga: Garuda Indonesia Beri Layanan “Spesial” ke Tenaga Medis, Apa Itu?

6.  Mengoptimalkan frekuensi dan kapasitas penerbangan baik penerbangan domestik maupun internasional

7. Mengoptimalkan layanan kargo dan aktif mendukung upaya-upaya pemerintah khususnya yang terkait dengan penanganan Covid-19 melalui pengangkutan bantuan kemanusiaan, APD, obat-obatan, alat kesehatan.

8. Menutup rute-rute yang tidak menghasilkan profit.

9.  Mengoptimalkan layanan charter pesawat untuk evakuasi WNI yang berada di luar negeri serta membantu proses pemulangan WNA untuk kembali ke negara masing-masing.

10. Layanan charter untuk pengangkutan kargo.

11. Menunda kedatangan 4 pesawat Airbus A 330 – 900 di tahun 2020

12. Mengembangkan hub internasional (Amsterdam dan Jepang) agar layanan Garuda Indonesia menjangkau seluruh dunia dengan mengoptimalkan layanan interline.

Baca juga: Besaran Gaji Direksi Garuda Setelah Dipotong 50 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com