JAKARTA, KOMPAS.com - Realisasi investasi sepanjang tahun ini diperkirakan tidak mencapai target akibat pagebluk virus corona.
Sejumlah ekonom menilai, pemerintah tidak boleh berpangku tangan menghadapi potensi penurunan realisasi investasi.
Peneliti Senior INDEF Enny Sri Hartati berkomentar, realisasi investasi menjadi semakin mendesak saat ini, lantaran diharapkan dapat menjadi solusi atas peliknya dampak virus corona.
Baca juga: BKPM: Sektor Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi Raup Investasi Terbanyak
"Kalau tidak ada investasi, mereka akan bekerja di mana?" kata Enny ketika dihubungi di Jakarta, Rabu (29/4/2020).
Enny berpandangan, pemerintah harus jeli memanfaatkan momentum rencana sejumlah negara merelokasi investasinya keluar dari China ke negara-negara ASEAN akibat virus corona.
Kemunculan pandemi ini telah menyadarkan banyak pihak akan tingginya risiko bila menempatkan investasi terpusat di satu negara saja.
Meskipun sebagian pihak bepandangan rantai pasokan global menjadi lebih efisien, namun menempatkan investasi di satu negara akan mengakibatkan ketergantungan yang luar biasa.
"Itu sebabnya, Jepang sudah memutuskan akan merelokasi investasi beberapa industri di China," ungkap Enny.
Baca juga: BKPM Akan Revisi Target Investasi RI Akibat Pandemi Covid-19
Relokasi investasi, menurut Enny, akan menjadi kecenderungan global. Oleh karena itu, sangat penting bagi Indonesia agar tidak kehilangan momentum.
Selain menciptakan berbagai produk substitusi impor, sektor manufaktur sangat besar peranannya dalam menyerap tenaga kerja.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan