Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Masih Rendah, Saatnya Harga BBM Diturunkan?

Kompas.com - 30/04/2020, 20:40 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia jenis Brent di pasar global masih berada di rentang 20 dollar AS per barrel.

Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga pada awal tahun ini yakni di rentang 60 dollar AS per barrel.

Presiden Joko Widodo sempat meminta kepada jajarannya untuk melakukan penyesuaian harga BBM pada pertengahan Maret 2020, menyusul anjloknya harga minyak mentah dunia.

Baca juga: Harga BBM Tak Kunjung Turun, KPPU Bakal Minta Keterangan ESDM

Namun, sampai saat ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral belum mengeluarkan aturan resmi mengenai penyesuaian harga BBM.

Lalu, di tengah pergerakan harga minyak mentah dunia yang masih rendah, apakah ini momentum tepat bagi pemerintah untuk menurunkan harga BBM?

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai, pemerintah belum perlu melakukan penyesuaian harga BBM.

"Lebih baik sementara kita tahan dulu,sampai kondisi kembali normal terutama Covid-19 ini teratasi," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (30/4/2020).

Baca juga: Jika Harga BBM Turun, Pendapatan Pertamina Bisa Anjlok Lebih dari 45 Persen

Menurutnya, PT Pertamina (Persero) selaku BUMN penyedia BBM diyakini akan sangat merugi apabila terjadi penurunan harga.

Pasalnya, di tengah kondisi harga minyak mentah yang anjlok, sektor hulu Pertamina sangat terpukul.

"Padahal penyumbang terbesar pendapatan Pertamina adalah Hulu. Jadi tanggungan Pertamina di sektor Hulu begitu besar dengan melemahnya harga minyak dunia ini," tutur Mamit.

Mamit menjelaskan, saat ini biaya produksi minyak di sektor hulu Pertamina masih berada di atas 20 dollar AS per barrel.

Tingginya harga produksi mengakibatkan Pertamina perlu melakukan berbagai penyesuaian.

Baca juga: Malaysia dan Vietnam Sudah Turunkan Harga BBM, Kapan Indonesia?

Sementara itu, di sektor hilir juga tengah terjadi penurunan konsumsi BBM sebesar 35 persen di level nasional. Ini utamanya diakibatkan munculnya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di berbagai daerah.

"Dengan demikian,penuruan harga pada saat ini menurut saya tidak akan memberikan dampak yang signifikan terhadap masyarakat," katanya.

Mamit memproyeksikan, harga minyak mentah dunia akan kembali bangkit dalam waktu dekat. Sebab, pernyataan beberapa negara dunia yang sudah terbebas dari Covid-19 diyakini akan meningkatkan permintaan terhadap minyak mentah.

"Jika harga naik,terus kita turunkan harga BBM sekarang nanti akan sulit juga untuk menaikkan kembali," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com