JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak pihak menilai, pemerintah mestinya mencairkan manfaat program Kartu Prakerja yang sebesar Rp 1 juta untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) alih-alih untuk membiayai pelatihan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun menjelaskan, desain Kartu Prakerja yang sebelumnya telah dibentuk murni untuk pelatihan telah digeser fungsinya menjadi bansos.
Bendahara Negara itu menjelaskan, pemerintah melalui Program Kartu Prakerja memberi BLT sebesar Rp 600.000 per bulan untuk empat bulan. Besaran tersebut sama seperti program bansos lain yang juga digelontorkan pemerintah.
"Kemudian yang dipersoalkan, perlukan Rp 1 juta? Kemarin sudah direview, apakah itu justified, karena yang dipermasalahkan apakah memang kursusnya harganya segitu?" ujar Sri Mulyani melalui instagram live bersama dengan Reza Rahadian, Jumat (1/5/2020).
Baca juga: Gagal Berangkat, 34.000 Pekerja Migran Diprioritaskan Dapat Kartu Prakerja
Sri Mulyani mengatakan, pemerintah sebagai pembuat kebijakan akan terus mengevaluasi program yang merupakan janji kampanye Presiden Joko Widodo itu.
Namun demikian, dia meyakini dana bantuan untuk pelatihan Rp 1 juta tersebut harus dipertahankan lantaran desain program Kartu Prakerja menurutnya sudah baik.
Program tersebut dibuat untuk meningkatkan kesiapan tenaga kerja Indonesia dengan berbagai pelatihan peningkatan kemampuan kerja dengan berbagai pelatihan yang ada.
"Ini program bagus, program baru, janji Presiden Jokowi untuk menyiapkan tenaga kerja Indonesia agar skillnya meningkat. Namun karena outbreak, maka didivide, ada bantalan sosial yang diberikan cash. Namun kita enggak boleh give up dengan sistem pelatihannya," ujar dia.
Baca juga: Pelatihan Favorit Peserta Kartu Prakerja: Bahasa Inggris hingga Pendapatan Sampingan
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.