Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Kebocoran Data E-commerce, Ini yang Harus Dilakukan Konsumen

Kompas.com - 06/05/2020, 15:37 WIB
Ade Miranti Karunia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Ira Aprilianti mengatakan, serangan siber memang sering terjadi pada perusahaan berbasis teknologi.

Saat ini pun keamanan siber Indonesia cukup rendah. Indonesia berada pada peringkat 41 Global Cybersecurity Index atau Indeks Keamanan Siber Global yang dirilis oleh International Telecommunication Union (ITU).

Indonesia jauh tertinggal dari negara-negara lainnya di kawasan Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand. Hingga saat ini Indonesia juga belum mempunyai progress pembahasan RUU Siber.

Baca juga: Ini Cara Bukalapak Lindungi Data Pribadi Penggunanya

“Yang harus menjadi perhatian bagi perusahaan tersebut adalah agar transparan, memberitahukan penggunanya, serta menjelaskan langkah-langkah yang akan perusahaan tersebut lakukan untuk memitigasi risiko dan langkah-langkah yang harus pengguna lakukan," katanya melalui keterangan tertulis, Rabu (6/5/2020).

Saat ini, Indonesia hanya mempunyai hukum terkait siber pada sektor pertahanan dan belum pada komersial dan penggunaan secara umum, yang juga beririsan dengan perlindungan konsumen dan perlindungan data.

Ira menambahkan, pengguna harus diberikan langkah-langkah jelas oleh pengendali data misalnya agar mengubah password, melapor jika kehilangan akses, menggunakan two factor authentication, waspada pada e-mail atau SMS phising, dan menghubungi lembaga keuangan jika penyalahgunaan data keuangan terjadi.

“Sangat penting agar pengguna segera mengganti password pada platform yang mengalami kebocoran data dan e-mail yang digunakannya. Pengguna juga sebaiknya mempunyai password kuat dan berbeda di setiap platform yang digunakan," ujarnya.

Baca juga: Pemerintah Didesak Sahkan RUU Perlindungan Data Pribadi

Ira menyarankan, apabila pengguna khawatir tidak mengingat semua passwordnya, disarankan untuk menggunakan aplikasi penyimpan password yang dapat diakses secara gratis oleh pengguna.

Sebelumnya, Tokopedia mengonfirmasi bahwa memang ada upaya pencurian data pengguna.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com