Menurut dia, kenaikan signifikan itu merupakan kabar menggembirakan dan patut disyukuri, mengingat situasi sedang melambat akibat pandemi Covid-19.
Kementan pun terus meningkatkan hilirisasi industri produk pertanian, sehingga komoditas pertanian memiliki nilai tambah.
“Jangan lagi ekspor buah segar atau bahan mentah. Minimal berupa setengah jadi atau bahan jadi, seperti ekstrak manggis,” ujar Ali Jamil.
Menurut dia, hilirisasi industri produk pertanian itu sejalan dengan kebijalan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, yakni memperbaiki iklim investasi pertanian dengan deregulasi dan penyediaan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Seluruh direktorat teknis di lingkup Kementan pun fokus pada program peningkatan produksi dan nilai tambah, khususnya komoditas yang memiliki potensi dan peluang ekspor.
Baca juga: Pemprov Jabar Akan Ekspor Mangga Gedong dan Manggis ke Jepang
Komoditas yang sudah diolah selain bernilai tambah, tahan lama, dan mudah mengemasnya, juga menambah devisa negara. Hal ini berdampak baik pada kesejahteraan petani Manggis.
Guna mencapai target tersebut, Kementan menggalakkan kerja sama dengan jajaran pertanian di seluruh Indonesia untuk pembangunan pertanian berbasis kawasan berorientasi ekspor.
Barantan yang ditunjuk untuk menggawangi pencapaian target ekspor, telah menyiapkan aplikasi peta potensi komoditas ekspor, IMACE sebagai alat bantu dalam pengambilan kebijakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.