Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Kemiskinan di AS Diklaim Turun di Tengah Corona, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 23/06/2020, 12:40 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

WASHINGTON, KOMPAS.com - Di tengah pandemi virus corona, angka kemiskinan di Amerika Serikat (AS) turun 2,2 persentase poin pada April dan Mei 2020.

Ini berdasarkan hasil riset para peneliti dari University of Chicago dan Universitu of Notre Dame.

Dilansir dari FOX Business, Selasa (23/6/2020), angka kemiskinan turun dari 10,9 persen pada Januari dan Februari 2020 menjadi 8,6 persen pada April dan Mei 2020. Hal ini berdasarkan analisis data dari survei rumah tangga Biro Sensus AS.

Baca juga: Bank Dunia: Bansos Pemerintah Belum mampu Tekan Lonjakan Angka Kemiskinan

"Anda bisa bertanya-tanya, bagaimana mungkin? Jawabannya adalah stimulus, suplemen tunjangan pengangguran, dan perluasan tunjangan pengangguran bagi warga yang sebelumnya tidak ditanggung," kata periset Bruce Meyer, yang mengajar kebijakan publik di University of Chicago.

Sesuai dengan undang-undang CARES, pemerintah federal mengirim bantuan tunai hingga 1.200 dollar AS atau setara sekira Rp 17 juta (kurs Rp 14.200 per dollar AS) kepada warga yang penghasilannya kurang dari 75.000 dollar AS per tahun atau setara sekira Rp 1 miliar.

Adapun tunjangan pengangguran diberikan sebesar 600 dollar AS per minggu atau sekitar Rp 8,5 juta.

"Ini tidak berarti tidak ada warga yang penghasilannya turun dramatis di tengah pandemi ini. Lebih banyak warga yang penghasilannya bertambah ketimbang berkurang," sebut Meyer.

Baca juga: Sri Mulyani: Hanya dalam 2 Bulan, Angka Kemiskinan RI Kembali Melonjak

Pada April 2020, angka pengangguran AS mencapai level tertinggi sejak Depresi Besar, yakni 14,7 persen. Hingga kini pun angka pengangguran AS tetap dua digit.

Akan tetapi, menurut para peneliti tersebut, angka kemiskinan menurun di semua kelompok usia.

"Ini menjadi masuk akal unruk memberikan bantuan yang lebih terarah bagi warga yang sangat mengalami kesulitan, yakni pengangguran. Perluasan tunjangan pengangguran saat ini dilakukan secara berantakan, menurut saya, marena direktur tunjangan pengangguran di negara bagian mengatakan tidak bisa menghitung suplemen tunjangan sebagsi bagian dari penghasilan sebelumnya," papar Meyer.

Para peneliti juga menyatakan, tidak ada perbedaan berarti dalam penurunan kemiskinan di antara negara-negara bagian yang menerapkan keadaan darurat atau kebijakan karantina di rumah lebih dulu atau belakangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com