Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Karyawan Google Teken Petisi Tolak Kontrak Kerja Sama dengan Kepolisian AS

Kompas.com - 23/06/2020, 14:45 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Karyawan Google mengajukan petisi yang berisi permintaan kepada perusahaan untuk berhenti memberikan layanan teknologi kepada pihak kepolisian.

Petisi dengan judl 'No Police Contracts' tersebut telah ditandatangani oleh lebih dari 1.100 karyawan yang menjuluki diri mereka sebagai 'Googlers Against Racism'.

Dikutip dari CNBC, Selasa (23/6/2020) dokumen tersebut meminta CEO Google Sundar Pichai untuk melakukan langkah nyata dalam mengatasi kasus rasisme, selain itu di dalam petisi tersebut juga tertulis, Google telah mengambil keuntungan melalui rasisme dengan berbagai kontrak bisnis yang telah dilakukan.

Baca juga: Cerita Ridwan Kamil, Hobi Urban Farming dan Raih Penghargaan Google

"Dengan masyarakat yang telah bergeser dan menyatakan Black Lives Matter tidak cukup, kita perlu berpikir dan menujukkan di dalam kata-kata dan aksi kami, bahwa kehidupan orang-orang kulit hitam benar-benar berarti bagi kita," tulis petisi tersebut.

"Dalam beberapa pekan terakhir telah menjadi momentum dan energi baru untuk melawan rasisme. Mereka juga telah meujukkan bahwa aksi melawan rasisme tidak sekadar isu dalam kata-kata saja, namun juga aksi yang diambil dan perlu dilakukan tindakan sturktural untuk membongkarnya. Sementara kita saat ini sebagai individu harus melakukan percakapan yang sulit namun diperlukan dengan keluarga, teman, dan rekanan kita, di sisi lain kita sangat kecewa dengan respon perusahaan kita," tulis petisi tersebut.

Pekan lalu, Pichai mengatakan perusahaan berkomitmen untuk menggelontorkan anggaran sebesar 175 juta dollar AS untuk mendukung bisnis mereka yang berkulit hitam sebagai bentuk respon atas kematian George Floyd yang menjadi korban kekerasan polisi.

Para penandatangan petisi ingin perusahaan itu melangkah lebih jauh. Mereka kecewa bahwa teknologi intelijen buatan perusahaan sedang digunakan oleh penegak hukum untuk melacak imigran dengan rekaman pengawasan drone.

Baca juga: Bos Google Sumbang Rp 15,6 Miliar untuk 5.000 Keluarga Terdampak Corona

Para karyawan itu juga mengklaim bahwa komite aksi politik perusahaan, yang didanai oleh uang dari karyawan, menyumbangkan untuk politisi rasis dan supremasi kulit putih. 

Dalam hal ini, karyawan mengatakan mereka ingin perusahaan berhenti menjual teknologi kepada agensi yang, kata mereka, menggunakannya untuk kerusakan.

Petisi tersebut mengkritik Google karena telah mengutip Departemen Kepolisian Clarkstown yang berbasis di New York sebagai pengguna utama Google Cloud, agen yang sama yang dianggap telah dituntut beberapa kali karena pengawasan ilegal terhadap Black Lives Matter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com