Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Dunia: Penyediaan Air Minum dan Sanitasi RI Tertinggal

Kompas.com - 25/06/2020, 14:17 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia (World Bank) menyatakan Indonesia masih tertinggal dengan negara-negara berkembang lainnya dalam menyediakan layanan dasar bagi penduduknya, seperti penyediaan air minum dan sanitasi.

Dalam hasil kajian bertajuk Public Expenditure Review Spending for Better Result, Bank Dunia melaporkan, negara-negara di kawasan yang sama seperti China, Filipina, Vietnam, Thailand, dan Malaysia memiliki jumlah penduduk dengan akses air minum yang aman dan sanitasi yang lebih tinggi.

"Jika dibandingkan dengan Vietnam dan Filipina, perbandingan sangat mencolok. Mengingat negara-negara ini memiliki pendapatan per kapita yang lebih rendah dari Indonesia," kata Spesialis Air Bersih dan Sanitasi Bank Dunia, Irma Setiono, Kamis (25/6/2020).

Baca juga: Ada Virus Corona, Penjualan Produk Sanitasi di E-commerce Terus Naik

Selain itu, angka rata-rata nasional tidak memperlihatkan besarnya kesenjangan akses air minum di antara kelompok tingkat penghasilan.

Penggunaan air minum dalam kemasan (AMDK), misalnya, sangat berbeda-beda di seluruh segmen penghasilan. Lebih dari separuh rumah tangga yang berada di kuintil terkaya di Indonesia bergantung pada air minum dalam kemasan.

Sementara, hanya 8 persen rumah tangga yang berada di kuintil termiskin di daerah pedesaan menggunakan air minum dalam kemasan.

"Jadi walaupun air minum kemasan telah menjadi sumber air minum yang populer, pengguna utama tetap hanya terdiri dari kelompok masyarakat yang mampu membelinya. Rumah tangga yang lebih miskin masih bergantung pada sumber air tradisional, baik perkotaan maupun pedesaan," sebut Irma.

Baca juga: Cegah Virus Corona, PUPR Tingkatkan Air Bersih dan Sanitasi di 5 Destinasi Wisata

Hal yang sama juga terjadi di sektor sanitasi. Kesenjangan akses sanitasi layak terlihat di antara kelompok penghasilan yang berbeda san secara geografis.

Hanya 49 persen masyarakat Indonesia di kuintil pengeluaran terendah memiliki akses ke fasilitas sanitasi layak, dibandingkan dengan 87 persen di kuintil teratas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com