Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Harga Emas Melonjak Tinggi

Kompas.com - 28/07/2020, 15:22 WIB
Yohana Artha Uly,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga emas kian melonjak di tengah pandemi. Emas batangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, bahkan telah menembus rekor terbaru Rp 1.022.000 per gram pada hari ini, Selasa (28/7/2020),

Sementara di global, harga emas berjangka juga melonjak ke rekor tertinggi sepanjang masa pada akhir perdagangan Senin (27/7/2020) waktu setempat.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, berhasil menembus level psikologis 1.900 dollar AS, melonjak 33,5 dollar AS atau 1,77 persen, ditutup pada 1.931 dollar AS per ounce.

Baca juga: Dollar AS Loyo, Harga Emas Kembali Sentuh Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, selain pandemi virus corona yang melanda dunia, sejumlah masalah global lainnya turut mempengaruhi melonjaknya harga emas.

Salah satunya, konflik geopolitik China dan India di Pegunungan Himalaya yang sedang memanas kembali. Kini 40 tank militer India sudah merapat di perbatasan wilayah tersebut.

"Ini kemungkinan besar akan terjadinya perang terbuka antar kedua negara tersebut," jelasnya kepada Kompas.com, Selasa (28/7/2020).

Di sisi lain, hubungan China dengan Amerika Serikat (AS) juga kian memanas. Keduanya saling menutup konsulat, China menutup konsulat AS di Chengdu, sebagai upaya balas dendam atas ditutupnya konsulat China oleh AS di Houston, Texas.

Sementara alasan penutupan dari AS adalah tuduhan pencurian properti intelektual oleh China, yang terjadi sehari setelah Departemen Kehakiman mendakwa 2 warga China atas tuduhan meretas ratusan perusahaan, dan berusaha mencuri data penelitian vaksin Covid-19

Baca juga: Tembus Rp 1 Juta Per Gram, Harga Emas Antam Sentuh Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Tak cukup itu, persoalan ekonomi di AS juga turut mempengaruhi. Maklum, AS merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia yakni menyumbang 20 persen pada ekonomi global.

Saat ini, ekonomi AS kian terpukul ketika kasus Covid-19 terus melonjak hingga lebih dari 4 juta kasus.

 

 

Angka pengangguran di Negeri Paman Sam pun terus meningkat, dan kini parlemen AS tengah menggodok rencana perpanjangan tunjangan pengganguran yang akan berakhir 31 Juli 2020 mendatang.

"Kemudian, pekan ini Bank Sentral AS (The Fed) akan kembali membahas suku bunga, yang bisa saja mempertahankan atau malah menurunkan suku bunga ke negatif," ungkap Ibrahim.

Kondisi-kondisi global tersebut pada akhirnya memicu ketidakpastian ekonomi. Alhasil, para investor lebih memilih untuk menaruh dananya pada produk investasi yang lebih aman (safe haven), yakni ke instrumen emas.

Baca juga: Harga Emas Antam Tembus Rp 1 Juta, Saatnya Beli Atau Jual?

Pada akhirnya, tingginya permintaan akan investasi di emas membuat harga emas global terkerek, yang juga berimbas pada peningkatan harga emas Antam di Indonesia.

"Kondisi-kondisi itu memberi pengaruh ke masyarakat untuk beralih, bukan lagi ke obligasi dan saham tapi ke emas sebagai safe haven. Sehingga wajar kalau harga emas Antam kini melonjak ke Rp 1 juta-an," pungkas Ibrahim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com