JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah tengah fokus menggenjot pengembangan penggunaan energi baru terbarukan (EBT), agar dapat mencapai target bauran 23 persen pada tahun 2025. Hal tersebut sesuai dengan target pemerintah yang tercantum di dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
Namun demikian, pengembangan EBT masih mengalami hambatan. Salah satunya diakibatkan masih dominannya produksi dan penggunaan bahan bakar jenis fosil.
Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto, mengakui, sampai dengan saat ini bauran EBT masih lebih rendah dibandingkan bauran energi lainnya. Bahkan, pada akhir tahun lalu, realisasi bauran EBT baru mencapai 9,15 persen.
"Memang di tahun 2019 ini baru mencapai 9,15 persen, dari target 12 persen EBT. Karena penggunaan energi fosil kita maish dominan, terutama batu bara, minyak, dan gas," katanya, Rabu (29/7/2020).
Baca juga: Kementerian ESDM Beberkan Alasan Pentingnya Perpres EBT
Bahkan, pada saat harga minyak dunia berada di level rendah beberapa bulan lalu, akibat dari pandemi Covid-19, dinilai Djoko sebagai salah satu penghambat pengembangan EBT.
"Memang karena pada saat energi fosil murah, minyak murah, hingga harga minus, ini berat untuk mengembangkan EBT," ujarnya.
Kendati demikian, Djoko mengaku optimistis target bauran EBT 23 persen pada 2025 dapat direalisasi. Hal tersebut terefleksikan dengan terus meningkatnya realisasi bauran EBT dari waktu ke waktu.
Untuk pengembangan bahan bakar mesin berbasiskan EBT, Djoko mengklaim, progresnya sudah cukup baik.
"Contoh untuk B30 itu kita melebihi target. Sebetulnya target di 2020 belum mencapai B30, tapi kita sudah mencapai itu," kata dia.
Baca juga: Kementerian ESDM: Hingga Mei 2020, Bauran EBT Capai 14,2 Persen
Selain itu, pemerintah juga akan terus menggalakkan pengembangan program EBT lain, seperti panas bumi.
Pemerintah dipastikan akan terus mendukung pembiayaan program berkaitan dengan EBT.
"Kami enggak nyerah dan terus membiayainya juga," kata dia.
Bahkan, dalam rangka menggenjot bauran EBT melalui pengembangan energi panas bumi, pemerintah berencana meningkatkan anggaran ekpslorasi hingga 6 kali lipat.
"Kami tingkatkan anggarannya 6 kali dari semula untuk eksplorasi panas bumi," ujar Djoko.
Baca juga: Kerja Sama dengan SMI, PLN Siap Kembangkan Pembangkit EBT 1.403 MW
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.