Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UNTR Revisi Target Penjualan Alat Berat akibat Pandemi dan Turunnya Harga Komoditas

Kompas.com - 27/08/2020, 13:39 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT United Tractors Tbk (UNTR) merevisi target penjualan alat berat, seiring dengan permintaan yang melemah pada tahun ini. Perseroan menargetkan penjualan alat berat Komatsu di kisaran 1.300-1.400 unit di tahun 2020.

Sebelumnya, anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) tersebut menargetkan penjualan alat berat Komatsu bisa mencapai 2.800 unit di tahun ini, atau sama seperti capaian tahun sebelumnya.

"Jika lihat progres penjualan alat berat hingga Juli 2020, mungkin estimasi kami penjualan alat berat komatsu 1.300-1.400 unit sampai akhir tahun," ujar Corporate Secretary United Tractors Sara Loebis dalam konferensi pers virtual, Kamis (27/8/2020).

Baca juga: United Tractors Uji Coba Bus Listrik Transjakarta hingga Akhir Tahun

Sepanjang Januari-Juli 2020 penjualan alat berat Komatsu memang tercatat penurunan tajam sebesar 56 persen dibandingan periode sama tahun lalu. Pada akhir Juli 2020 penjualan tercatat sebesar 938 unit, jauh dibawah akhir Juli 2019 yang sebeanyak 2.122 unit.

Sara menjelaskan, rendahnya penjualan alat berat dipengaruhi tren penurunan harga komoditas dan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Keduanya berdampak pada penurunan aktivitas di semua sektor pengguna alat berat.

Oleh sebab itu, strategi lain yang dilakukan perseroan untuk tetap mempertahankan kinerja di tengah pelemahan adalah dengan fokus pada layanan perawatan alat berat.

"Kami enggak bisa pungkiri bahwa ada penurunan, jika customer sedang tahan investasi dan tidak terlalu agresif beli alat, yang bisa kita lakukan support alat customer yang masih beroperasi," ungkapnya.

Kendati penjualan menurun, namun hingga saat ini Komatsu masih mampu menguasai industri alat berat dengan pangsa pasar (market share) mencapai Rp 62 triliun atau 33 persen dari alat berat nasional per Juni 2020.

Sara pun menekankan, dengan kondisi perekonomian saat ini, perusahaan memang akan lebih realistis dalam mencapai angka penjualan di akhir tahun nanti.

"Jadi kalau bisa lebih dari target yah syukur, kalau buat kami yah realistisnya saja deh. Karena rasanya market masih terpengaruh dua hal itu, harga komoditas dan pandemi," katanya.

Sementara pada penjualan kendaraan lainnya, UNTR berhasil menjual 105 unit UD Trucks hingga Juli 2020. Turun 69 persen dibandingkan akhir Juli 2019 yang menjual 334 unit.

Penurunan juga telihat pada penjualan Scania yang mencapai 113 unit di akhir Juli 2020. Lebih rendah 66 persen dibanding akhir Juli 2019 yang terjual sebanyak 337 unit.

Sekedar diketahui, berdasarkan kinerja keuangan perusahaan di semester I-2020, UNTR membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 33,2 triliun. Turun 23 persen dibandingkan semester I-2019 yang sebesar Rp 43,3 triliun.

Sejalan dengan kinerja tersebut, UNTR pun mengantongi laba bersih Rp 4,1 triliun di paruh pertama 2020 atau turun 28 persen dari periode sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 5,7 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com