Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Resesi, Diversifikasi Portofolio Jadi Solusi

Kompas.com - 03/09/2020, 06:30 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Diversifikasi portofolio jadi langkah tepat untuk mengamankan asset di tengah ancaman resesi. Selain itu, beberapa instrumen investasi juga bisa dilirik untuk bisa mendapatkan imbal hasil maksimal saat kondisi ekonomi tidak menentu.

"Investor perlu melakukan diversifikasi investasi berdasarkan aset dan horison investasinya. Tentunya setelah investor menyisihkan porsi dana operasi dan dana darurat," kata Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich, Rabu (2/9/2020).

Berkaca dari berbagai kinerja instrumen investasi, Farash menilai dari sisi valuasi, saham dan obligasi masih undervalue. Bahkan, saham lebih undervalue dibandingkan dengan obligasi, lantaran harganya yang belum juga pulih ke level sebelumnya.

Baca juga: Berapa Porsi Portofolio Investasi Reksa Dana yang Tepat Saat New Normal?

Farash menerangkan umumnya pasar saham bergerak lebih dulu dibandingkan publikasi data ekonomi. Ini karena, investor saham cenderung bersikap forward looking sebelum berinvestasi.

Untuk itu, saham dianggap mampu memberikan peluang imbal hasil jangka panjang yang masih cukup baik.

"Selain valuasi yang belum mahal, saham punya prospek kenaikan jika terjadi pemulihan ekonomi setelah Covid-19 terkendali, atau saat vaksin efektif," kata Farash. Dia juga memandang prospek reksadana pendapatan tetap cukup baik untuk investor yang ingin berinvestasi di jangka menengah. Sedangkan reksadana pasar uang untuk investasi di jangka pendek.

Dana investasi idealnya disiapkan agar tetap stabil, artinya jangan sampai investasi harus dilikuidasi tiba-tiba dalam jangka pendek, hanya untuk menutupi biaya operasional. Jika itu dilakukan, Farash menekankan hasil investasi tidak akan maksimal.

Bagi investor berusia muda, Farash merekomendasikan untuk berinvestasi di jangka panjang, dengan porsi saham 80-90 persen, pasar uang 5-10 persen dan untuk alokasi di pendapatan tetap 5-10 persen.

Untuk investor usia menengah, bisa melakukan alokasi portofolio yang lebih balanced, dengan porsi saham 50-60 persen, pasar uang sekitar 10-20 persen, dan pendapatan tetap 30 persen.

Baca juga: Milenial, Ini Sebabnya Saham Harus Disertakan dalam Portofolio Kamu

Sementara investor senior bisa menempatkan 5-10 persen asetnya di saham, 80-90 persen di pasar uang dan sisanya sekitar 5-10 persen di pendapatan tetap.

Adapun instrumen investasi yang dianggap Farash lebih tahan banting terhadap ancaman resesi ataupun krisis yakni obligasi dengan kupon tetap. "Ini karena saat resesi inflasi rendah sementara investor kuponnya tidak turun sehingga real yield-nya tidak turun atau bisa naik sedikit dan pastinya dapat diperkirakan," imbuh dia.

Untuk investasi emas, dia menilai prospeknya cukup sulit diprediksi karena harganya ditentukan oleh mekanisme pasar.

Ditambah lagi, secara teori kenaikan harga emas hanya naik sebatas tingkat inflasi global atau dalam jangka panjang real yield-nya bisa sangat rendah atau bahkan mendekati nol.

"Kalau ada preferensi yang risiko kredit dan likuiditasnya rendah, bisa ke SBN. Bahkan, sukuk ritel yang sedang launching dapat dipertimbangkan," pungkas dia.

 

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Siap-siap resesi, diversifikasi portofolio jadi solusi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com