Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Bisnis BUMN Peruri yang Dipermasalahkan Ahok

Kompas.com - 18/09/2020, 11:16 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengaku geram dengan Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia atau Perum Peruri.

Kekesalan Ahok disampaikan setelah Peruri yang juga merupakan badan usaha milik negara (BUMN) meminta dana sebesar Rp 500 miliar untuk proyek digitalisasi paperless. Tawaran harga tersebut, menurut Ahok, tidak masuk akal. 

“Sekarang saya lagi paksakan tanda tangan digital. Tapi, Peruri masa minta Rp 500 miliar untuk proses paperless di kantor Pertamina, itu BUMN juga,” ujar Ahok dalam cuplikan video YouTube kanal Poin, dikutip pada Rabu (16/9/2020).

"Itu sama saja udah dapat Pertamina enggak mau kerja lagi, tidur sepuluh tahun, jadi ular sanca, ular piton saya bilang. Itu kan enggak masuk akal seperti ini, Anda Peruri sudah dapat Rp 10 miliar, Rp 20 miliar sudah bagus," ucap Ahok lagi.

Baca juga: Stafsus Erick Thohir: Masalah Pertamina dan Peruri Itu Urusan Bisnis

Digital paperless sendiri merupakan salah satu bisnis yang tengah fokus digeluti Peruri. BUMN pencetak uang ini membentuk anak usaha khusus untuk segmen bisnis ini, yakni PT Peruri Digital Security atau PDS.

PDS yang didirikan pada September 2011 ini beralamat Jalan Sunan Kalijaga Nomor 11, Jakarta Selatan. Dilansir dari laman resmi perusahaan, Peruri menawarkan tiga produk digital, yaitu Peruri Code, Peruri Sign, dan Peruri Trust.

Bidang usahanya antara lain keamanan dokumen, surat-surat berharga, transaksi keuangan, serta ancaman cyber crime. Produk yang disediakan PDS yakni smart card, otorisasi digital, biro perso, solusi pembayaran, dan layanan digital lainnya.

"Kami memiliki branding yang kuat selama ini sebagai penjamin keaslian, di mana dalam evolusi ke digital, peranan itu akan jauh lebih dibutuhkan," kata Direktur Utama Peruri Dwina Spetiani Wijaya dikutip dari Antara, Jumat (18/9/2020).

Baca juga: Pernyataan Lengkap Ahok yang Kritik Habis-habisan Pertamina

Salah satu produk digital Peruri tersebut yakni digital sign atau tanda tangan digital. Peruri Sign merupakan platform yang dimiliki Peruri untuk menjamin kerahasiaan data, melindungi integritas isi dokumen, menjamin keaslian data dan jaminan nirsangkal dari suatu dokumen elektronik sehingga dapat diketahui keabsahan dan keasliannya.

Digital signature merupakan tanda tangan yang terdiri atas informasi elektronik yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan informasi elektronik lainnya yang digunakan sebagai alat verifikasi dan autentikasi.

Sementara itu, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, urusan PT Pertamina (Persero) dengan Peruri adalah urusan bisnis.

Atas dasar itu, dia menilai masalah Perum Peruri yang meminta Rp 500 miliar ke Pertamina untuk proyek digitalisasi paperless diselesaikan secara business to business (b to b).

Baca juga: Ahok Geram dengan Peruri karena Minta Rp 500 Miliar Untuk Proyek Paperless

“Untuk urusan yang masalah Peruri misalnya, itu kan b to b lah ya. Kalau b to b, Peruri juga punya ruang untuk berbisnis dengan Pertamina, ya itu mereka koordinasi saja untuk masalah harga," ujar Arya, Rabu (16/9/2020).

Arya menambahkan, jika pihak Pertamina merasa tak cocok dengan harga yang ditawarkan Peruri, perusahaan migas pelat merah itu bisa menawarnya.

“Kalau dilihat harganya memang harga yang enggak layak, ya ditawar gitu ya, kalau dilihat layak, ya dibeli, gitu itu kan urusan b to b. Jadi antara mereka sendiri,” kata Arya.

Menurut Arya, negosiasi dalam berbisnis merupakan hal yang wajar. Atas dasar itu, dia meminta permasalahan ini diselesaikan secara baik-baik.

“Apalagi ini kan sama-sama BUMN. Bagi kami kementerian, itu seperti kantong kiri kantong kanan saja. Jadi silakan saja mereka bernegosiasi sebagai sesama perusahaan dan b to b gitu,” ungkap dia.

Baca juga: Ahok Geram Pertamina Diminta Bayar Rp 500 Miliar, Dahlan Iskan: Yang Penting Peruri Tidak Memaksa...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com