Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF: Virus Corona Akan Bebani Sejumlah Negara Selama Bertahun-tahun

Kompas.com - 24/09/2020, 07:33 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - International Monetary Fund (IMF) mengatakan, krisis virus corona berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan dan beberapa negara butuh waktu bertahun-tahun untuk kembali tumbuh.

Mengutip Reuters via Kontan.co.id, Kamis (24/9/2020), seorang juru bicara IMF mengatakan, sejak dimulainya krisis kesehatan, IMF telah menyediakan sekitar 90 miliar dollar AS pembiayaan untuk 79 negara, termasuk 20 negara di Amerika Latin.

Dalam sebuah acara online yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Strategis dan Internasional, First Deputy Managing Director IMF Geoffrey Okamoto mengatakan, ia terus bekerja dengan negara-negara anggota tentang cara mengatasi pandemi dan mengurangi dampak ekonominya.

Baca juga: Imbas Virus Corona, Utang Inggris Tembus Rp 38.705 Triliun

"Kami mencoba untuk mempertahankan kekuatan finansial kami," kata Okamoto, seperti dikutip Reuters.

"Kami berbicara tentang ... kembali ke pertumbuhan yang akan memakan waktu beberapa tahun, dan banyak negara di sepanjang jalan yang mungkin akan membutuhkan bantuan."

Ekonomi Amerika Latin dan Karibia yang paling terpukul di dunia oleh pandemi, melaporkan sekitar 8,4 juta kasus virus corona, dan lebih dari 314.000 kematian, keduanya merupakan angka tertinggi dibanding wilayah mana pun.

Okamoto mengatakan pada acara tersebut bahwa pejabat IMF sedang dalam pembicaraan dengan Kelompok G20 tentang memperpanjang penghentian sementara pembayaran pembayaran utang bilateral resmi oleh negara-negara berpenghasilan rendah di bawah Debt Service Suspension Initiative (DSSI), dan bagaimana memulai partisipasi sektor swasta.

Inisiatif G20 yang disetujui pada April akan berakhir pada akhir tahun ini. Namun, para ahli dan pejabat pemerintah di banyak negara telah mendukung untuk memperpanjangnya hingga 2021, dengan keputusan yang diharapkan dalam beberapa minggu dan bulan mendatang.

Masalah tersebut bisa muncul ketika para menteri keuangan dari negara maju Kelompok G7 bertemu secara online pada hari Jumat. Pada bulan Agustus, para menteri sepakat untuk mempertimbangkan perpanjangan DSSI.

Baca juga: Kinerja Industri Menurun akibat Corona, Bagaimana Kenaikan Cukai Rokok?

Para pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lainnya telah mendesak G20 untuk memperluas upaya mereka memasukkan negara-negara berpenghasilan menengah dan negara-negara pulau yang dilanda jatuhnya pariwisata.

Masalah keberlanjutan utang menjadi "prioritas utama" bagi pejabat IMF, kata Okamoto, mencatat bahwa banyak negara di Amerika Latin mengalami kesulitan utang sebelum virus corona, yang telah memperburuk tekanan tersebut.

DSSI memberi IMF lebih banyak waktu untuk menilai gambaran utang penuh untuk negara-negara ini, katanya.

"Ini berlangsung lebih lama dari yang kami perkirakan, dan itu akan sedikit mengubah dinamika dari apa yang kami anggap berkelanjutan dalam jangka panjang."

Ia mengatakan, IMF terus meminta negara-negara kaya untuk mendanai dua program khusus IMF yang memberikan pinjaman kepada negara-negara miskin.

Amerika Serikat, pemegang saham terbesar di IMF, telah mengisyaratkan harapannya untuk berkontribusi, tetapi sejauh ini belum ada dana yang disediakan untuk program-program tersebut.

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Pejabat IMF ingatkan virus corona akan bebani sejumlah negara selama bertahun-tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com