Secara sederhana, lanjutnya, kegagalan peningkatan taraf hidup rakyat melalui liberalisasi ekonomi Hindia Belanda --yang ingin diulang oleh kita melalui UU Omnibus-- dapat dilihat dari kritik golongan etis pada pergantian abad ke-19 menuju 20. (Baca selengkapnya)
3. Peran Orangtua dan Literasi Dasar yang Harus Dikuasai Anak di Abad 21
Barangkali hal tersulit yang dialami banyak orangtau kali ini adalah bagaimana mesti menyiapkan bahan bacaan hingga mengajari literasi dasar yang mesti anak-anaknya kuasai.
Anak-anak generasi abad 21, sepengamatan Kompasianer Jose Hasibuan itu terlahir dari para orangtua milenial yang mulai melek teknologi di usia remaja akhir atau malah di usia dewasa.
Namun, ada yang keunggulan sekaligus karakteristik para orangtua ketika membimbing anaknya, yakni anak-anak dapat dibimbing dengan sedemikian rupa, maka bukan tidak mungkin kita akan menuai generasi unggul yang akan banyak berbicara dan berbuat dalam masa 20 tahun ke depan.
Akan tetapi untuk menunjang itu literasi apakah yang harus anak miliki dan bagaimana memfasilitasinya? (Baca selengkapnya)
4. Mengenal Empat Kategori Jam Biologis
Dokter Jefry Albari mengingatkan bahwa di antara kita ada tipikal orang yang aktif saat malam hari, namun saat pagi hari terasa lemas dan mengantuk, kan?
Tetapi ada juga yang mengalami sebaliknya, angun saat pagi hari dan langsung bersemangat, sementara saat malam harinya cenderung mudah tertidur.
Ini bisa saja karena jam aktif setiap orang memang berbeda-beda. Klasifikasi jam biologis, tulisnya, setiap orang yang unik ini disebut juga dengan chronotype.
"Pada dasarnya chronotype dibagi menjadi 4 kategori, yakni singa, beruang, lumba-lumba, dan serigala. Setiap kategori memiliki keunikan dan kelebihannya masing-masing," ungkap Dokter Jefry Albari melanjutkan. (Baca selengkapnya)
5. Feng Shui yang Bikin Hoki, Belajar dari Pengalaman Pribadi Merombak Rumah
Pada praktiknya, feng shui biasanya seputar penataan ulang rumah dan furnitur yang selaras dengan kekuatan alam untuk menginduksi getaran positif di dalam rumah.
Pasalnya yang dicari dari dalam feng shui itu ketidakseimbangan bisa membawa energi negatif.
Kompasianer Wuri Handoko menceritakan bagaimana ia mengikuti pesan temannya yang mengatakan kalau aura rumahnya kurang bagus. Menurut pandangan feng shui: rumahnya terkesan panas dan ada aura yang kurang positif.
Sejak saat itu Kompasianer Wuri Handoko coba menaruh akuarium atau unsur air di rumahnya.
"Setiap kali menempati rumah baru, eki rumah kontrakan sekalipun selalu saja saya berusaha meletakkan unsur air di dalam ataupun di luar rumah," tulisnya. (Baca selengkapnya)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.