Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Pekan, Rupiah Ditutup Melemah Tipis

Kompas.com - 16/10/2020, 16:20 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada penutupan perdagangan di pasar spot melemah tipis pada Jumat (16/10/2020).

Mengutip data Bloomberg rupiah sore ini ditutup pada level Rp 14.698 per dollar AS atau melemah 8 poin (0,05 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level Rp 14.690 per dollar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan pelemahan rupiah sore ini terdorong oleh sentimen demo penolakan Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja yang terjadi di depan Istana Merdeka.

Baca juga: Rupiah Akhir Pekan Dibuka Melemah

“Pemerintah harus terus melakukan sosialisasi tetang pentingnya UU Omnibus Law Cipta Kerja. Dengan regulasi yang tidak tumpang tindih, ketentuan yang memudahkan investasi dan kepastian berusaha, akan bermanfaat mendatangkan investor dari luar,” kata Ibrahim melalui siaran pers.

Ibrahim mengatakan, Undang-undang Omnibus Law memang seharusnya sudah ada sejak lama, karena mampu menjamin harkat dan martabat masyarakat Indonesia lebih baik dari sebelumnya. Berbeda dengan Undang-undang sebelumnya yang bersifat sektoral.

Sementara itu, Bank Dunia juga turut mengomentari Undang-undang tersebut, yang mana bleid tersebut merupakan upaya reformasi besar-besaran untuk menjadikan Indonesia lebih berdaya saing dan mendukung aspirasi jangka panjang bangsa untuk menjadi masyarakat yang sejahtera.

Baca juga: Akhir Pekan, IHSG Turun 0,03 Persen

Penghapusan pembatasan yang berat pada investasi menandakan Indonesia terbuka untuk bisnis. Sehingga, beleid tersebut dinilai dapat membantu dalam menarik investor, menciptakan lapangan kerja dan membantu Indonesia memerangi kemiskinan.

Dari sisi eksternal, melonjak jumlah kasus Covid-19 di Eropa dan AS karena penurunan suhu memicu kekhawatiran lockdown dan kekhawatiran atas perlambatan pemulihan ekonomi.

Sementara itu, rencana Presiden AS menawarkan paket stimulus 1,8 triliun dollar AS ditolak oleh Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell. Hal ini tentunya membuat para investor khawatir dengan rencana kesepakatan yang terwujud sebelum pemilihan presiden 3 November 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com