JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini berada di zona merah pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (2/11/2020).
Melansir data RTI, pukul 09.08 WIB, IHSG berada pada level 5.091,33 atau turun 36,89 poin (0,72 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 5.128,22.
Sebanyak 94 saham melaju di zona hijau dan 208 saham di zona merah. Sedangkan 158 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,5 triliun dengan volume 1,3 juta saham.
Baca juga: Covid-19 dan Pilpres AS Jadi Sentimen IHSG, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan, IHSG berpotensi melemah terdorong sentimen kenaikan kasus Covid-19 di berbegai negara. Misalkan saja, kenaikan kasus di Eropa yang mendorong Jerman dan Perancis melakukan pembatasan pada sektor bisnis.
“Sentimen kenaikan kasus Covid-19 dari berbagai negara serta lock down di beberapa negara menjadi sentimen pemberat bagi bursa global,” kata Hendriko.
Sementara bursa saham Asia pagi ini berada di zona hijau dengan dipimpin indeks Nikkei yang naik 1,4 persen, kemudian indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,59 persen, dan indeks Strait Times bertambah 0,75 persen. Sedangkan Indeks Komposit Shanghai melemah 0,16 persen.
Sebagai informasi, akhir pekan lalu pasar saham AS berada di zona merah. Indeks Nasdaq melorot 2,45 persen, indeks S&P 500 turun 1,21 persen, dan indeks Dow Jones terkoreksi 0,59 persen.
Adapun rupiah di pasar spot pagi ini melemah hingga 65 poin. Melansir Bloomberg, pada pukul 09.15 WIB rupiah berada pada level Rp 14.690 per dollar AS atau melemah 0,44 persen dibanding penutupan sebelumnya Rp 14.625 per dollar AS.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan, rupiah hari ini tertekan sentimen kenaikan kasus Covid-19 dan pemberlakuan lockdown di beberapa negara Eropa.
“Pemberlakuan lockdown akan mengganggu pemulihan ekonomi. Ini berpotensi mendorong pelemahan rupiah terhadap dollar AS karena pasar mencari aman di dollar AS,” kata Ariston kepada Kompas.com.
Selain itu, stimulus fiskal AS yang ditunda juga mendorong pelaku pasar mencari aset aman. Sementara sentimen dari dalam negeri, pasar mewaspadai kegiatan demo penolakan UU Omnibus Law Cipta Kerja yang akan berlangsung hari ini.
Ariston memproyeksikan rupiah hari ini berpotensi menguat tipis dengan kisaran Rp 14.600 per dollar AS hingga Rp 14.750 per dollar AS.
Baca juga: Kerja Sama Multilateral di Banyak Negara Dorong Rupiah Menguat Sore Ini
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.