Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilu AS Dinilai Tak Signifikan Pengaruhi Kerja Sama Dagang Indonesia

Kompas.com - 03/11/2020, 10:53 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) dinilai tidak akan berpengaruh signifikan terhadap kesepakatan dagang dan investasi antara Indonesia dengan Negeri Paman Sam itu.

Hal tersebut diyakini Duta Besar Republik Indonesia untuk AS Muhammad Lutfi.

Menurut dia, siapa pun yang akan terpilih menjadi presiden AS selanjutnya, kerja sama antarkedua negara akan tetap berjalan baik.

Baca juga: GSP Diperpanjang, Indonesia Targetkan Peningkatan Status Perdagangan dengan AS

Seperti diketahui, pada hari ini, Selasa (3/11/2020) Amerika Serikat (AS) tengah menjalani Pilpres antara petahana Donald John Trump dari Partai Republik dan Joseph Robinette Biden dari Partai Demokrat.

"Jadi saya merasa yakin, siapa pun presiden AS yang terpilih, dan saya akan berusaha sekuat tenaga memastikan bahwa dengan tingginya perdagangan akan mendatangkan investasi," ujar Lutfi dalam konferensi pers secara virtual, Senin (2/11/2020) malam.

Luthfi mengatakan, pada dasarnya, Indonesia dan AS memiliki kesamaan norma dan nilai dalam kehidupan bernegara, yakni memiliki prinsip demokrasi terbuka, memberikan rakyat kebebasan untuk mengemukakan pendapat dan kebebasan untuk memilih, serta menjunjung tinggi hukum.

Sehingga diyakini kedua negara akan tetap menjalin kerja sama yang baik.

Di sisi lain, memang di bawah kepemimpinan Trump sudah menunjukkan banyak sekali terobosan yang dilakukan terhadap kerja sama dengan Indonesia, khususnya dalam hal ekspor-impor.

Tentu kebijakan pesaingnya, Joe Biden, baru akan terlihat jika terpilih sebagai presiden AS.

Namun Lutfi memastikan, baik itu Trump atau Biden yang bakal terpilih memimpin AS, pihaknya akan mendorong kerja sama perdagangan dan investasi kedua negara tetap terjaga.

"Siapapun yang akan jadi presiden, dengan norma dan nilai-nilai yang kita punya, Indonesia dan AS akan berdiri sangat tinggi di kawasan dan di dunia, untuk memastikan bahwa terjadinya pertambahan nilai, keamanan, guna menciptakan kesejahteraan," jelasnya.

Salah satu kerja sama yang terbaru antar kedua negara yakni AS memperpanjang fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) atau fasilitas bea masuk terhadap produk impor asal Indonesia.

Baca juga: Negosiasi Perdagangan, Luhut hingga Erick Thohir Bakal Sambangi AS

Fasilitas ini didapat pada 30 Oktober 2020, setelah melalui rangkaian negosiasi yang panjang selama 2,5 tahun sejak Maret 2018.

Kini Indonesia bahkan berniat menaikkan statusnya menjadi Limited Trade Deal (LTD) atau kesepakatan perdagangan secara terbatas antara Indonesia dan AS.

LTD dinilai bakal meningkatkan volume perdagangan barang kedua negara.

Termasuk juga mengoptimalkan potensi kerja sama dalam hal digital trade, energi, dan infrastruktur, serta peningkatan arus investasi.

"GSP kan sudah makan waktu 2,5 tahun, lalu di saat-saat terakhir ini berhasil pecah dan kita mendapatkan closure dari review ini menjadi nilai-nilai. Tetapi saya yakin ini adalah karena kita mempunyai kedekatan-kedekatan yang baik (dengan AS)," kata Lutfi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com