Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuartal III 2020, Kerugian Indosat Kian Membengkak

Kompas.com - 03/11/2020, 16:02 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – PT Indosat Tbk (ISAT) catatkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik enititas induk sebesar Rp 457,5 miliar, atau membengkak 60,8 persen dibanding periode sama tahun lalu Rp 284,6 miliar.

Kerugian tersebut terjadi lantaran membengkaknya beban perseroan sebesar 8,7 persen menjadi Rp 18,83 triliun, dibanding periode sama tahun lalu Rp 17,33 triliun.

Beban paling besar adalah beban karyawan yang naik 52,9 persen YoY karena dampak penyesuaian organisasi.

Baca juga: Naik 192 Persen, RNI Raih Laba Bersih Rp 68 Miliar di Kuartal III 2020

Peningkatan beban perseroan diakibatkan oleh beban karyawan dan beban depresiasi dan amortisasi, yang diimbangi oleh penurunan dalam beban pemasaran, serta beban umum dan administrasi.

Sementara beban penyelenggaraan jasa cenderung tidak mengalami perubahan.

“Indosat Ooredoo membukukan rugi bersih sebesar Rp 457,5 miliar atau naik sebesar Rp 172,9 milliar dibandingkan rugi bersih periode sama tahun lalu disebabkan oleh dampak penyesuaian organisasi dan kenaikan biaya keuangan dari liabilitas sewa,” mengutip keterbukaan informasi BEI, Selasa (3/11/2020).

Di sisi lain, pendapatan ISAT tumbuh 9,2 persen atau Rp 20,6 triliun, dibandingkan tahun lalu Rp 18,5 triliun.

Pendapatan tersebut ditopang oleh pendapatan selular yang tumbuh sebesar 12,9 persen YoY menjadi Rp 17,0 triliun.

Namun, pendapatan dari multimedia, komunikasi data, internet (MIDI) turun 2,5 persen menjadi Rp 3,1 triliun dibanding tahun lalu.

Pendapatan telekomunikasi tetap juga turun 24 persen menjadi Rp 395,5 miliar dibanding tahun lalu.

Baca juga: Rizal Ramli Tak Terkejut Jokowi Sebut Ekonomi Kuartal III Minus 3 Persen

Aset lancar perseroan turun sebesar 17,7 persen menjadi Rp 10,2 triliun 8,1 miliar, sementara aset tidak lancar naik sebesar 2,5 persen menjadi Rp 51,6 triliun.

Liabilitas jangka pendek turun sebesar 5,5 persen menjadi Rp 20,9 triliun dan liabilitas jangka panjang naik sebesar 2,5 persen menjadi Rp 27,6 triliun.

Hingga saat ini perseroan mengoperasikan total 117.000 Base Transceiver Station (BTS) atau, meningkat 22.000 BTS dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Perseroan juga mengoperasikan sebanyak total 60.000 BTS 4G.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com