Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unilever Indonesia Buka Peluang Akuisisi Brand Baru di Tengah Pandemi

Kompas.com - 03/11/2020, 15:39 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengungkapkan membuka peluang mengakuisisi merek (brand) baru untuk memperkaya portofolio bisnis perseroan meski di tengah kondisi pasar yang masih mengalami ketidakpastian akibat pandemi Covid-19.

"Investasi lain yang kami lakukan mengenai kesempatan mengakuisisi. Kami selalu melihat portfolio transformasi dari merek-merek kami," ungkap Direktur Keuangan Unilever Indonesia Arif Hudaya dalam public expose virtual, Selasa (3/11/2020).

"Kami selalu melihat kesempatan, jika ada, dalam memperkaya produk dan merek-merek kami. Jadi kami terus lakukan dan sampai pada investasi yang tepat,” imbuhnya.

Baca juga: Unilever Telah Naikkan Harga Produk Sejak Awal Tahun, Ini Alasannya

Kedati demikian, Arif enggan menjelaskan lebih rinci mengenai rencana akuisi brand tersebut. Ia hanya menekankan, saat ini Unilever Indonesia telah memiliki 43 merek dan akan terus melakukan inovasi.

Inovasi tersebut dilakukan dengan meluncurkan produk baru, menambah varian produk, ataupun menyajikan kemasan baru pada produk tertentu. Semuanya menyesuaikan permintaan pasar terkini.

Dia menjelaskan, dalam berinvestasi pada brand baru, pihaknya selalu memastikan bahwa brand tersebut memiliki tingkat kompetitif yang baik, sehingga bisa mendorong kinerja perseroan.

"Investasi pada brand, kami selalu memastikan bahwa brand-brand kami harus mempunyai tingkat kompetitif yang cukup dan layak," kata Arif.

Selain berinvestasi pada pengembangan produk, Arif bilang, perseroan juga berin pada sisi promosi atau pemasaran untuk lebih memperkenalkan produk-produk Unilever. Menurutnya, investasi pada segmen ini cukup meningkat di kuartal III-2020.

Baca juga: Penjualan Domestik Unilever Tumbuh 1,7 Persen, Ini Pendorongnya

Ia menjelaskan, pada kuartal I-2020, investasi untuk iklan dan promosi tercatat meningkat. Namun di kuartal II-2020, turun di dorong kondisi pasar yang memang melemah akibat pandemi.

Kendati demikian, geliat pasar yang mulai terlihat di kuartal III-2020, membuat investasi di iklan dan promosi kembali naik. Arif bilang, ini sejalan dengan hampir seluruh industri yang kembali pada tingkat investasi seperti di kuartal I-2020.

"Kami selalu memastikan dapat membuat investasi yang tepat dan kompetitif. Pada kondisi pandemi dan krisis, produk atau brand yang mempunyai trust dari konsumen karena sudah bertahun-tahun dan memberikan kualitas, akan selalu dipercaya konsumen. Sehingga secara menyeluruh tingkat pertumbuhan kompetitif kami terus berkembang," tutup Arif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com