JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 menekan seluruh sektor ekonomi di Indonesia, tak terkecuali bidang kosmetik.
Penjualan menurun drastis seiring berkurangnya kegiatan merias wajah akibat terbatasnya aktivitas.
Berdasarkan hasil survei McKinsey, diperkirakan pendapatan industri kecantikan global turun 20 hingga 30 persen pada tahun 2020.
Tekanan pandemi ini turut dirasakan oleh Martha Tilaar Group, perusahaan produk kosmetik dalam negeri.
Baca juga: Selama Pandemi, Jumlah Merchant Baru di Grab Meningkat Hingga 153 Persen
Alhasil, perusahan harus melakukan berbagai upaya, termasuk berinovasi, untuk bisa bertahan di tengah pandemi.
“Dampak WFH (work from home) itu dahsyat. Data McKinsey itu, penjualan kosmetik secara global turun, terutama yang dekoratif seperti lipstik, blush on, dan sebagainya. Ibaratnya bisnis itu tiarap,” ujar CEO Martha Tilaar Group Kilala Tilaar dalam webinar Indonesia Industry Outlook #IIO2021, Kamis (5/11/2020).
Kilala menjelaskan, pada kondisi dalam negeri, indeks harga konsumen (IHK) menunjukkan inflasi yang rendah, bahkan sepanjang Juli-September 2020 mengalami deflasi.
Artinya, suplai produk memadai di pasar namun permintaan yang melemah.
“Sehingga kalau ngomong kosmetik, di situ berarti akan terjadi rebutan pasar,” imbuh dia.
Kilala mengatakan, kondisi ini pada akhirnya membuat antar perusahaan produsen kosmetik bersaing banting harga untuk bisa menggaet konsumen.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.