Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ricardo M. Situmorang

MBA in Technology Program President University

6 Resep Mempertahankan Bisnis di Masa Pandemi

Kompas.com - 23/11/2020, 14:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pengenalan perusahaan tidak melulu harus membuat event atau program harga promo atau discount. Karena Resep ini butuh pendanaan yang tidak sedikit dan dapat berpotensi menurunkan citra produk bahkan perusahaan.

Saat ini, pengenalan perusahaan bisa dilakukan dengan cara yang lebih ramah dan murah, yaitu dengan membuat company profile.

Company Profile ini dapat di muat ke dalam situs (website) perusahaan, sehingga khalayak dapat mendapatkan informasi yang lebih detail mengenai perusahaan, atau mendistribusikan hard copynya pada saat ada event seperti pameran, bazaar, dan lain-lain

Resep kelima Program Efisiensi

Berhemat adalah Resep terbaik di saat usaha sepi. Sekalipun tidak ada aktifitas, beban perusahaan tetap ada untuk menjalankan roda usaha. Penghematan ditujukan untuk menjaga arus kas agar tidak semakin surut.

Menunda kegiatan yang dirasa belum prioritas seperti menambah jumlah karyawan, program-program pengembangan sumber daya manusia dan lain sebagainya, termasuk juga dengan selektif memilih segmentasi pasar, agar biaya pemasaran dan promosi dapat ditekan seefisien mungkin

Resep keenam Pengembangan Potensi Usaha Baru

Bagi perusahaan yang sifatnya produk customize, tailor made atau sesuai keinginan pelanggan (User requirement specification), tentunya akan lebih sulit mencari konsep baru bila dibandingkan dengan perusahaan yang berbasis produksi massal (mass production).

Sejalan dengan itu, sektor ini juga paling besar kemungkinannya terkena dampak dari lesunya perekonomian, sebab diperlukan jam terbang perusahaan untuk punya nama di segmennya yang sangat spesifik.

Baca juga: Kokumi, Kesuksesan Berbisnis Berawal dari Perencanaan yang Matang

 

Berbeda dengan perusahaan dengan produksi massal yang sudah ada perencanaan produk pengembangan ide baru yang berkelanjutan (forecast for new models).

Perusahaan dengan tipe customize ini, dapat membuat produk lini ke dua (secondary line) dengan sumber daya yang sama, misalnya dengan menggunakan bahan baku yang sama, mesin yang sama, tempat yang sama, tetapi tipe produknya lebih umum dan dapat di produksi massal.

Pada prinsipnya, tidak ada perusahaan yang ingin tutup dan berhenti beroperasi karena sepinya order.

Semua Resep akan dikerahkan agar perusahaan dapat terus berjalan meskipun dengan Resep yang ekstrim seperti menjadikan semua karyawan menjadi sales untuk periode tertentu untuk mendobrak penjualan.

Yang paling diutamakan dalam kondisi sulit seperti ini adalah kemampuan menempatkan potensi perusahaan pada posisi yang tepat menghadapi badai, jeli dan tangkas mengenali ombak, berusaha mengendalikan dan mampu memanfaatkannya dengan bijaksana.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com