JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membujuk Pemerintah Jepang agar tertarik menyuntikkan dana investasi dalam bentuk Sovereign Wealth Fund (SWF) atau dana abadi di Lembaga Pengelola Investasi (LPI) Indonesia.
Bujukan tersebut dia sampaikan kepada Penasihat Perdana Menteri Jepang Izumi Hiroto yang menjadi agenda pertemuannya hari ini di Tokyo.
"Tujuan saya dan Menteri (BUMN) Erick ke Tokyo adalah untuk mengundang Jepang tingkatkan investasi melalui lembaga SWF yang akan dibentuk berdasarkan amanat UU Omnibus," kata dia melalui keterangan tertulis, Kamis (3/12/2020).
Baca juga: Lembaga Pengelola Investasi RI Bakal Mirip yang Dibentuk Rusia?
"Nusantara Investment Authority (NIA) akan memberikan fleksibilitas bagi investor untuk menanamkan investasi dalam bentuk ekuitas atau aset dengan pengelolaan yang transparan dan profesional," sambung Luhut.
Menteri BUMN Erick Tohir pun yang turut dalam kunjungan kerja Luhut tersebut ikut menawarkan proyek-proyek milik negara yang dianggap menarik untuk investasi.
"SWF ini kami harapkan dapat menjadi partner bagi investor asing untuk berinvestasi di sektor-sektor yang atraktif dan prioritas di Indonesia, antara lain jalan tol, airport, dan pelabuhan. Kita ingin aset-aset yang dimiliki BUMN dapat dioptimalisasikan nilainya," ujar dia.
Sementara itu, Izumi Hiroto yang didampingi oleh Gubernur Japan Bank of International Cooperation (JBIC) Maeda Tadashi dan Dubes Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji menyatakan bahwa pihaknya berjanji untuk ikut partisipasi dalam SWF Indonesia.
Baca juga: Lembaga Pengelola Investasi Ditargetkan Beroperasi Januari 2021
Sementara itu, Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi menyebutkan, ada beberapa proyek di Indonesia yang membuat pihak Jepang tertarik berinvestasi.
"Jepang secara umum mendukung pembentukan SWF Indonesia. Beberapa kalangan bisnis Jepang pun telah menyatakan ketertarikannya untuk berpartisipasi dalam pembangunan health tourism di Bali, manajemen operator pelabuhan, serta tingkatkan investasi di Kawasan Industri Batang," ujar Heri.
Sebelum pertemuan dengan Penasihat PM Jepang, Luhut dan Erick telah bertemu dengan Sekjen Partai Liberal Democratic Party (LDP) yang juga mantan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang, Seko Hiroshige.
Pada kesempatan terpisah, Luhut dan Erick juga telah melakukan serangkaian pertemuan sejumlah pimpinan kalangan bisnis Jepang, antara lain Mitsui & Co, Mitsubishi Corp, Sojitz, Nippon Steel, dan Hanwa.
Sebagaimana diketahui, pemerintah menargetkan LPI atau NIA mulai beroperasi awal tahun 2021. Adanya LPI ini akan menjadi salah satu kerangka pemulihan ekonomi Indonesia, di mana komponen pertumbuhan ekonomi bukan hanya dari permintaan domestik, melainkan juga dengan mendorong masuknya investasi. Pemerintah Indonesia telah siap menyuntikkan modal awal Rp 75 triliun untuk pembentukan NIA ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.