JAKARTA, KOMPAS.com - PT Agro Industri Nasional (PT Agrinas) menjadi sorotan publik setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KP).
Ia menggantikan posisi yang ditinggalkan Edhy Prabowo yang terseret kasus dugaan korupsi tata niaga ekspor benih lobster atau benur di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Namun beberapa kalangan mempermasalahkan penunjukan Sakti Wahyu Trenggono. Sebabnya, karena pengusaha telekomunikasi itu merupakan komisaris di PT Agrinas, salah satu perusahaan eksportir benih lobster.
PT Agrinas sendiri merupakan sebuah perusahaan yang dimiliki yayasan Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
Baca juga: Janji Menteri KP Baru Soal Ekspor Benih Lobster
Jabatan tersebut ditempatinya saat menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan. Belakangan, Sakti Wahyu Trenggono melepaskan jabatan komisarisnya usai masuk kabinet.
Dikutip dari laman resmi perusahaan pada Jumat (25/12/2020), PT Agrinas adalah perusahaan yang dibentuk oleh Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Perumahan Kementerian Pertahanan.
Perusahaan berkantor tak jauh dari komplek kantor Kemenhan, yakni di Gedung Abdul Muis 50, Gambir, Jakarta Pusat.
Perusahaan ini terbilang memiliki cukup banyak posisi direksi untuk sekelas perusahaan swasta. Agrinas tercatat memiliki 8 orang yang menjabat direktur.
Baca juga: Sepak Terjang Sakti Wahyu Trenggono, Raja Menara yang Jadi Menteri KP
Bisnis Agrinas bergerak di sektor pertanian, bioenergi, perikanan, teknologi, konservasi, dan aquaculture cultivation. Perusahaan ini ikut terpilih sebagai salah satu ekportir benur yang ditunjuk Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Di laman resminya tersebut, PT Agrinas menyebutkan kalau korporasinya adalah perusahaan di lingkup Kemenhan yang menjalankan peran strategis mewujudkan ketahanan pangan dan ketahanan energi.
Berikutnya adalah ketahanan air lewat usaha di bidang produksi tanaman pangan, produksi perikanan, bioenergi, konservasi, distribusi pangan, dan teknologi produksi pangan.
Khusus di bisnis sektor perikanan, Agrinas mengeklaim memiliki sejumlah kapal tangkap dan kapal angkut hemat BBM di beberapa wilayah-wilayah pengelolaan perikanan (WPP) potensial.
Baca juga: Ini Temuan Kejanggalan Ekspor Benih Lobster di Bengkulu
Sementara di bisnis pangan, perusahaan menyebut telah memproduksi tanaman pangan unggulan yang dianggap ramah lingkungan.
Bisnis lain yang dirambah PT Agro Industri Nasional yakni pengembangan bahan baku pendukung bio diesel B100 dan ethanol E100 dari limbah pertanian dan hasil hutan.
Masih menurut laman resminya, perusahaan memproduksi berbagai macam kebutuhan barang konsumsi seperti berbagai varian mie instan hingga minuman teh.
Untuk mendukung operasinya, Agrinas membangun sebuah fasilitas Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan (Puslitbangdiklat) seluas 60 hektare yang meneliti 25 komoditas pertanian dan 5 komiditas perikanan.
Puslitbangdiklat Agrinas berlokasi strategis di Bekasi, Jawa Barat. Terbuka untuk umum 7 hari sepekan dan diperuntukkan untuk kegiatan konsultasi, komersial, edukasi, serta wisata.
Baca juga: Polemik Perusahaan Kader Gerindra di Pusaran Ekspor Benih Lobster
Sakti Wahyu Trenggono sendiri sempat menjelaslkan soal posisinya sebagai komisaris di PT Agro Industri Nasional atau PT Agrinas.
"Tentu Wamenhan berikutnya yang akan menjadi Komisaris Utama di sana. Saya sudah tidak bisa, karena itu adalah jabatan ex officio sebagai Wamenhan," ujar Trenggono dalam siaran pers.
Trwnggono tak hanya melepaskan jabatan di Agrinas. Ia juga melepas posisinya sebagai Sekretaris Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP).
Sama seperti posisi Komidaris Utama Agrinas, jabatan tersebut jiga merupakan jabatan ex officio Wamenhan. Oleh karena itu jabatan tersebut akan otomatis diberikan kepada Wamenhan penggantinya.
"Sekarang Pak Trenggono fokus mengurus sektor kelautan agar potensi bahari kita bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat," tambah Juru Bicara Menteri Kelautan dan Perikanan Doni Ismanto.
Baca juga: Kader Gerindra Jadi Eksportir Lobster, Edhy: Keputusan Bukan Saya, Tapi Tim
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.