Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Ditutup Melemah Imbas Pemberlakuan PPKM

Kompas.com - 11/01/2021, 16:35 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS ditutup melemah di pasar spot pada Senin (11/1/2021).

Melansir Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada pasar spot sore ini melemah 105 poin (0,75 persen) pada level Rp 14.125 per dollar AS dibandingkan penutupan sebelumnya Rp 14.202 per dollar AS.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, meskipun Survei Bank Indonesia menyatakan Keyakinan Konsumen terhadap ekonomi Indonesia menguat pada bulan Desember 2020, namun kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hari ini menjadi sentimen penggerak rupiah.

“Walaupun survei Keyakinan Konsumen membaik namun kebijakan PPKM pada hari ini sudah tentu roda bisnis akan kembali melambat, dan pemulihan ekonomi kembali terhambat,” kata Ibrahim dalam siaran pers, Senin (11/1/2021).

Baca juga: Jengkel Tiap Tahun Subsidi Pupuk Rp 33 Triliun, Jokowi: Tapi Hasilnya Apa?

Survei Bank Indonesia menyatakan, Keyakinan Konsumen terhadap ekonomi Indonesia menguat pada bulan Desemer 2020 sebesar 96,5 persen yang bulan sebelumnya hanya 92 persen. Ini menandakan, keyakinan konsumen mendekati zona optimis.

Keyakinan konsumen yang membaik didorong oleh menguatnya persepsi terhadap kondisi ekonomi yang didukung oleh aspek ketersediaan lapangan kerja, penghasilan dan ketepatan waktu pembelian barang tahan lama.

Sementara itu, kebijakan PPKM yang berlaku hari ini, membuat perkantoran non-esensial menerapkan kerja dari rumah (Work From Home) 75 persen. Kegiatan belajar-mengajar secara jarak jauh, dan pemberlakuan penutupan pusat perbelanjaan pukul 19:00 WIB.

Sementara itu, restoran masih boleh menerima pengunjung yang makan-minum di tempat, tetapi maksimal 25 persen dari total kapasitas. Demikian pula rumah ibadah, boleh menampung jamaah tetapi dibatasi paling banyak 50 persen.

Dari eksternal, sentimen positif muncul dari ekspektasi bangkitnya perekonomian AS di tahun ini serta Imbal hasil obligasi tetap kuat. Selain itu, pernyataan para pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menunjukkan optimisme pemulihan ekonomi membuat dolar AS menguat tajam.

Di sisi lain, Presiden AS terpilih Joe Biden mengatakan, warga AS membutuhkan bantuan segera sekarang dan bertindak sekarang akyang akan membantu ekonomi, bahkan dengan pembiayaan defisit. Dia berjanji untuk menyusun proposal dukungan fiskal triliunan dollar AS dalam minggu mendatang untuk memerangi pandemi Covid-19.

Baca juga: Melesat 2 Persen, IHSG Telah Kembali seperti Sebelum Pandemi Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meski Ada Momen Ramadan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com