Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WEF Ingatkan Dampak Jangka Panjang Pandemi Covid-19, Krisis Ketenagakerjaan hingga Lingkungan

Kompas.com - 20/01/2021, 12:09 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Forum Ekonomi Dunia (WEF) merilis Laporan Risiko Global 2021 yang memperingatkan dunia akan risiko yang dihadapi dalam jangka panjang. Terutama dampak dari pandemi Covid-19 yang saat ini terjadi di seluruh dunia.

Presiden WEF Borge Brende mengatakan, dampak pandemi tidak hanya dari sisi kesehatan, tapi juga memperlebar kesenjangan sosial, ekonomi, dan digital. Kondisi itu sudah mulai dirasakan saat ini dan akan semakin parah dalam jangka panjang.

Menurut laporan tersebut, perkembangan kesenjangan yang saat ini terjadi dapat lebih jauh menghambat kerja sama global yang dibutuhkan untuk mengatasi tantangan dunia dalam jangka panjang.

"Maka kita harus menemukan cara yang tepat untuk bisa memperkecil kesenjangan dengan berupaya keras mendorong pertumbuhan," ujar Bronde dalam konferensi pers Peluncuran Global Risks Report 2021 secara virtual, Selasa (19/1/2021).

Baca juga: Waktunya Pemerintah dan Swasta Bersatu Tanggulangi Dampak Pandemi Covid-19

WEF menilai, dalam aspek digital kesenjangan antara mereka yang mampu dan tidak mampu berisiko kian melebar dan mempersulit ikatan sosial.

Ini akan memengaruhi generasi muda di seluruh dunia, sebab kelompok ini berarti menghadapi krisis global kedua setelah 2008, dan bisa jadi kehilangan seluruh kesempatan untuk berkembang dalam satu dekade ke depan.

Di sisi lain, pandemi juga telah mengancam banyak perusahaan dan tenaga kerja menjadi tertinggal untuk bisa bersaing di pasar masa depan. Banyak perusahaan yang kini tertinggal bahkan tutup karena tak mampu bertahan, begitu pula dengan jumlah pengangguran yang terus naik.

Bronde mengatakan, jika dunia tidak menanggapi dengan serius kesenjangan yang terjadi saat ini, maka pandemi berpotensi membuat 150 juta orang di dunia masuk dalam jurang kemiskinan yang ekstrem. Akibat krisis pengangguran karena resesi ekonomi yang terus berlanjut dua tahun ke depan.

Menurut Bronde, untuk bisa menghindari potensi risiko tersebut yakni dilakukan dengan memastikan pertumbuhan ekonomi pada tahun-tahun mendatang lebih inklusif dan berkelanjutan. Sehingga bisa turut menciptakan lapangan kerja yang layak pasca pandemi.

"Jadi kita perlu mendorong ekonomi lebih inklusif lagi. Poin penting dari laporan risiko tahun ini adalah memperjuangkan kesetaraan secara serius untuk menekan kesenjangan semakin lebar," katanya.

Laporan Risiko Global 2021 menunjukan dampak pandemi dalam jangka pendek atau 2 tahun mendatang yaitu berpotensi terjadinya krisis ketenagakerjaan, ketidaksetaraan digital, dan kekecewaan generasi muda yang tak bisa berkembang dengan optimal.

Dalam jangka menengah atau 3-5 tahun ada ancaman terhadap resesi ekonomi dan teknologi berkelanjutan. Potensi risiko yang akan menyebabkan rusaknya infrastruktur teknologi informasi (IT), ketidakstabilan harga, dan krisis utang, jika tak segera ditangani.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19, Sri Mulyani Minta Pemda Tak Hanya Andalkan Pusat

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com