JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengunkapkan, pemerintah berencana menjadikan GeNose sebagai alat screening utama untuk Covid-19 di Indonesia.
GeNose merupakan alat pendeteksi virus corona buatan para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan.
Alat ini menggunakan embusan napas untuk penentuan adanya infeksi Covid-19 atau tidak. Hasil pemeriksaan alat yang menggunakan sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence) itu diklaim bisa selesai dalam waktu sekitar 80 detik.
"Saat ini GeNose sedang kami dorong untuk jadi alat screening utama, jadi ini bukan alat diagnosis," ungkap Bambang dalam dalam webinar ILUNI UI, Sabtu (30/1/2021).
Baca juga: Tes Covid-19 GeNose Akan Diuji Coba di Jakarta dan Yogyakarta mulai 5 Februari 2021
Ia mengatakan, dengan penggunaan GeNose maka diharapkan bisa menjadi alat deteksi Covid-19 tahap awal di tempat-tempat yang cukup ramai, maupun di moda transportasi. Sehingga bisa segera dilakukan penanganan untuk memitigasi transmisi virus lebih luas.
Pada 5 Februari 2021, GeNose rencananya akan disediakan di seluruh stasiun kereta api mulai dari wilayah Jakarta dan Yogyakarta. Kemudian akan ditambah secara bertahap, bahkan hingga ke pelabuhan dan bandar udara (bandara).
"Jadi menggunakan GeNose untuk memastikan bahwa orang-orang di tempat itu semuanya memang negatif Covid-19, bukan yang terpapar," kata Bambang.
Selain GeNose, lanjutnya, pemerintah juga akan mendorong penggunaan produk rapid antigen buatan Universitas Padjajaran (Unpad) yakni CePAD sebagai bagian dari alat screening Covid-19 di Indonesia.
Dengan keberadaan dua alat screening tersebut, Bambang meyakini deteksi dini virus corona bisa dilakukan dengan lebih mudah dan murah, mengingat memang produksinya dari dalam negeri.
"Tentunya screening baik GeNose maupun CePAD, ini bisa menyediakan screening yang mudah, murah, cepat, tapi juga akurat," pungkas Bambang.
Baca juga: Menaker: Akibat Covid-19, Sekitar 6,5 Juta Pekerja Nyaris Terpangkas Pendapatannya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.