"Kenapa bisa roboh, ini juga turut dipengaruhi faktor kebiasaan petani. Mereka tidak melakukan tanam pindah. Kami merekomendasikan tanam pindah, namun kebiasaan petani adalah tanam tabur atau dilarik," jelas Syamsudin.
Baca juga: Stabilkan Harga Telur Ayam yang Anjlok, Ini yang Dilakukan Kementan
Syamsudin menambahkan, model tanam tabur atau larikan, jika dilihat dari segi kekokohan akar, tidak sekuat model tanam pindah.
Hal itu telah disampaikan salah satu ketua kelompok tani di lapangan. Ia mengakui, tanaman model tanam pindah lebih kuat dalam menghadai terjangan angin kencang.
"Soal tanaman roboh, sebagian petani umumnya memanen dengan kondisi seadanya, atau tanaman dalam kondisi hijau, dan belum matang maksimal atau matang fungsional, berada di 85 hingga 95 persen," papar Syamsuddin.
Dengan kondisi tersebut, imbuh dia, hasil dari gabah tidak akan maksimal karena berada pada posisi hampa atau ringan saat dikeringkan, dan secara langsung akan menurunkan nilai timbang atau produktivitasnya.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, pihaknya akan memaksimalkan semua potensi yang ada untuk segera mencetuskan mekanisme penanaman lahan kembali.
"Setelah dilakukan panen raya nanti, gunakan semua kekuatan untuk bisa menanam lagi dengan baik, sehingga 100 hari kemudian diharapkan bisa panen kembali," ujar Mentan Syahrul Yasin Limpo, Minggu (31/1/2020).
Baca juga: Hindari Risiko Kerugian akibat Banjir, Kementan Ajak Petani Manfaatkan Asuransi Pertanian
Syahrul juga menjelaskan, program tersebut merupakan proyek percontohan nasional, sebagaimana arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurutnya, program ini dipersiapkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, di antaranya dengan pengembangan berbagai komoditas, mekanisasi, pemberdayaan petani, hingga industri pengolahan.
"Meski demikian, manusia tetap menjadi bagian dari kekuatan yang ada, terutama masyarakat setempat. Saya minta harus off farm-nya, itu artinya industri pengolahannya. RMU misalnya, meningkatkan industri-industri yang mampu dipasarkan, baik secara marketplace, pasar tradisional, serta ekspor," tuturnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.