Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya dari Singkong, Bulog Bakal Produksi Beras dari Jagung dan Sagu

Kompas.com - 03/02/2021, 15:49 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perum Bulog berencana memperluas diversifikasi pangan nasional dengan memproduksi beras berbahan jagung dan sagu. Sehingga masyarakat semakin banyak pilihan selain beras dari padi.

Baru-baru ini Bulog bahkan meluncurkan beras berbahan singkong dengan merek Besita, akronim dari dari beras singkong petani.

"Kami akan buat beras tapi bahan dasarnya dari sagu dan jagung. Bahkan kami sudah mulai membuat beras dari jagung," ujar Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dalam konferensi pers virtual, Rabu (3/1/2021).

Baca juga: Bulog Bakal Produksi Beras Sendiri, Kualitas Premium Tapi Harga Medium

Ia menyakini, diversifikasi tersebut akan memperkuat ketahanan pangan Indonesia. Terlebih di masa pandemi Covid-19 saat ini, di mana kecukupan pangan menjadi hal yang sangat penting.

"Sehingga masyarakat yang biasa makan beras itu ada pilihan, bukan hanya beras dari padi, tapi juga beras dari singkong, jagung, dan sagu," kata pria yang akrab disapa Buwas itu.

Menurutnya, dengan adanya pilihan berbahan dasar lain sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam swasembada pangan, khususnya komoditas beras. Mengingat Indonesia memiliki sumber daya pertanian yang besar.

Ia mengatakan, ada potensi 5,5 juta hektar lahan sagu yang belum dimanfaatkan dengan optimal. Begitu pula dengan potensi yang ada pada tanaman singkong dan jagung.

Sehingga diharapkan dengan diversifikasi komoditas beras sumber daya dalam negeri bisa dimanfaatkan, sembari masyarakat mendapatkan pangan yang sehat.

Baca juga: Bulog Klaim Penyaluran Bansos Beras Sesuai Aturan dan Tepat Sasaran

"Kita mulai mengacu ketahanan pangan, tapi tetap sajikan makanan yang sehat," imbuhnya.

Menurut Buwas, rencana tersebut sudah mulai berjalan dan ditargetkan bisa di produksi pada tahun ini. Ia bilang, banyak pihak swasta yang tertarik bekerja sama dalam memproduksi beras dari sagu dan jagung.

"Dalam prosesnya kami bekerja sama dengan swasta. Beberapa teman-teman di swasta mau bekerja untuk mewujudkan laternatif pangan selain beras (dari padi)," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com