Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Sulawesi, Maluku, dan Papua Masih Tumbuh Saat Perekonomian RI Minus, Kok Bisa?

Kompas.com - 05/02/2021, 12:18 WIB
Mutia Fauzia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statisitk (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi RI sepanjang tahun 2020 minus 2,07 persen.

Bila dilihat berdasarkan kontribusi setiap pulau, Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan, proporsi pertumbuhan ekonomi masih tidak berubah.

Jawa dan Sumatera masih menjadi dua pulau dengan penyumbang terbesar terhadap PDB, yakni mencapai 80 persen.

Baca juga: BPS: Pertumbuhan Ekonomi RI 2020 Minus 2,07 Persen

"Dilihat secara spasial, struktur pertumbuhan ekonomi tidak berubah, masih didominasi oleh Jawa dan Sumatera," jelas Suhariyanto dalam konferensi pers, Jumat (5/2/2021).

Berdasarkan data BPS, dia menyebut kontribusi Pulau Jawa tercatat sebesar 58,75 persen dengan pertumbuhan ekonomi minus 2,51 persen, Sumatera sebesar 21,36 persen dengan pertumbuhan ekonomi terkontraksi 1,19 persen.

Kalimantan serta Pulau Bali dan Nusa tenggara juga pun masing-masing juga mencatatkan kinerja perekonomian minus, yakni masing-masing sebesar 2,27 persen dan 5,01 persen.

Keduanya masing-masing memberikan kontribusi sebesar 7,94 persen dan 2,94 persen terhadap PDB.

Namun demikian, Pulau Sulawesi serta Pulau Maluku dan Papua masih tercatat tumbuh positif masing-masing 0,23 persen dan 1,44 persen.

Baca juga: Kadin: 2021 Jadi Peluang RI Tingkatkan Kontribusi Ekspor terhadap PDB

Keduanya memiliki kontribusi terhadap PDB sebesar 6,66 persen dan 2,35 persen.

Suhariyanto menjelaskan, kinerja perekonomian di Sulawesi masih bisa mencatatkan positif karena khusus di Sulawesi Tengah pertumbuhan ekonomi cukup tinggi, yakni 4,86 persen.

Hal itu didukung oleh kenaikan produksi dari feronikel.

"Sementara untuk Papua yang masih tumbuh 1,44 persen karena ada dua provinsi yang tumbuh positif selama 2020, yakni Maluku Utara 4,29 persen dan Papua 3,23 persen. Papua karena ada kenaikan produksi tembaga," jelas Suhariyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com