Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Ini Sarankan PLTU Sudah Harus Berhenti Beroperasi pada 2030

Kompas.com - 02/03/2021, 15:39 WIB
Rully R. Ramli,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai negara telah menargetkan pemangkasan emisi gas rumah kaca hingga mencapai 0 persen pada 2050. Untuk mencapai target tersebut, berbagai langkah yang berkaitan dengan pengurangan penggunaan energi fosil perlu dilakukan.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform Fabby Tumiwa mengatakan, saat ini pemerintah dari berbagai negara perlu untuk mengurangi penggunaan energi fosil dan mempercepat pelaksanaan transisi menuju energi baru terbarukan (EBT) yang jauh lebih ramah lingkungan.

"Kita sedang menghadapi satu kondisi yang menjadi persoalan global, yaitu krisis iklim, di mana semua negara berlomba atau didorong untuk menurunkan emisi gas rumah kaca secara besar-besaran," ujarnya dalam diskusi Kompas Talks, Selasa (2/3/2021).

Baca juga: Waktunya Beli Obligasi Negara Mumpung Harganya Turun

Ia mengakui, untuk mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca hingga 0 persen bukanlah suatu hal yang mudah. Sebab, perlu dilakukan langkah-langkah yang signifikan dalam pengurangan penggunaan energi fosil.

Sebuah hasil studi menunjukkan, apabila target 0 emisi gas rumah kaca dan menjaga suhu bumi di bawah 2 derajat celsius ingin direalisasikan maka dua pertiga dari sumber energi fosil yang ada saat ini sudah tidak boleh lagi digunakan.

Selain itu, Badan Energi Internasional atau International Energy Agency (IEA) menyatakan, untuk mencapai target yang tercantum dalam Perjanjian Paris atau Paris Agreement itu, semua pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang memiliki tingkat produksi emisi gas rumah kaca yang tinggi sudah tidak boleh lagi beroperasi pada 2030.

"Kita punya waktu yang sangat pendek untuk melakukan transformasi sistem energi kita," kata Fabby.

Baca juga: Ini Aturan Terbaru Perhitungan Uang Lembur dan Kompensasi Makan Gratis

Meskipun tidak mudah, Fabby menekankan perlunya perencanaan yang matang terkait pemanfaatan sumber energi baru terbarukan demi memangkas penggunaan energi fosil.

"Pada intinya transisi energi memerlukan perencanaan, persiapan karena ada dampak dan konsekuensi merubah sistem energi untu bisa mencapai net zero emission," ucapnya.

Sebagai informasi, Indonesia menargetkan penurunan produksi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional pada 2030.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com