"Ini memang menurut teman-teman petani, kondisi ekstrem seperti ini biasanya setiap 4 tahun mereka akan ketemu kondisi begini," imbuh dia.
Kondisi itu membuat tanaman rusak akibat terkena banjir maupun hama penyakit yang mengakibatkan gagal panen di sentra-sentra produksi cabai.
Syailendra mengatakan, di Jawa Timur dan Jawa Tengah, 40 persen tanaman cabai alami gagal panen.
Baca juga: Hari Perempuan Sedunia, Erick Thohir Targetkan Tiap BUMN Punya Direktur Perempuan
"Kemudian di Wajo, Sulawesi Selatan juga kena. Jadi memang ini produksinya turun banget," kata dia.
Kendati demikian, Syailendra meyakini harga cabai akan mulai alami penurunan pada April-Mei mendatang karena akan memasuki masa panen.
Sehingga akan menambah pasokan cabai di pasar.
"Kami terus kordinasikan kondisi ini dengan asosiasi dan petani cabai. Ini tetap akan kami lihat, karena memang terutama untuk cabai rawit itu akan ada panen mulai dekat-dekat Ramadan dan Lebaran," pungkas dia.
Mengutip data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga rata-rata cabai rawit merah secara nasional memang mengalami kenaikan dari awal tahun.
Baca juga: Smelter Nikel di Kolaka Ditargetkan Beroperasi pada 2024
Pada 5 Januari 2021, harga rata-rata cabai rawit merah secara nasional sebesar Rp 76.850 per kilogram.
Kemudian, per 5 Maret 2021 harga rata-rata cabai rawit merah menjadi Rp 94.350 per kilogram.
Kendati demikian, saat ini harga cabai rawit merah di sejumlah daerah terpantau berada di atas rata-rata nasional.
Seperti di DKI Jakarta yang harganya kini mencapai Rp 128.350 per kilogram, Kalimantan Barat Rp 118.600 per kilogram, Banten Rp 114.600 per kilogram, Jawa Tengah Rp 100.000 per kilogram, hingga DI Yogyakarta 102.500 per kilogram.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.