Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Menguat, Ini Penopangnya

Kompas.com - 16/03/2021, 07:10 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

CHICAGO, KOMPAS.com - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Senin (15/3/2021) waktu setempat (Selasa pagi WIB).

Harga logam mulia ini berbalik naik dari penurunan akhir pekan lalu ditopang turunnya imbal hasil (yields) obligasi pemerintah AS dari level tertinggi baru-baru ini.  Para investor juga menunggu isyarat dari pertemuan kebijakan Federal Reserve pekan ini.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, menguat 9,40 dollar AS atau 0,55 persen ditutup pada 1.729,20 dollar AS per ounce.

Baca juga: Ini Rincian Harga dan Spesifikasi Emas Antam Seri Batik Terbaru

Akhir pekan lalu, Jumat (12/3/2021), emas berjangka melemah 2,80 dollar AS menjadi 1.719,80 dollar AS.

"Imbal hasil tenang pagi ini dan penurunan emas baru-baru ini dipandang sebagai peluang pembelian oleh sebagian besar orang," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

"Pertanyaan besarnya adalah apakah kenaikan imbal hasil, didukung optimisme pemulihan ekonomi akan menekan emas, atau jika pertumbuhan terhenti atau inflasi meningkat, yang seharusnya mendukung emas," tambah Meger.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan berkurang dari tingkat tertinggi dalam lebih dari satu tahun, memulihkan beberapa daya tarik emas yang tidak memberikan suku bunga.

"Kapanpun puncak imbal hasil, itu akan menjadi dasar untuk emas," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.

"Mereka (imbal hasil) masih memiliki ruang untuk memperpanjang kenaikan tetapi imbal hasil tidak akan naik selamanya, jadi akan ada titik balik. ... Semakin tinggi kita pergi, semakin dekat kita ke titik balik," lanjut dia.

Baca juga: Merosot 20 Dollar AS, Harga Emas Turun ke Level Terendah 11 Bulan

Emas juga mendapat dukungan dari penandatanganan rancangan undang-undang bantuan senilai 1,9 triliun dollar AS menjadi undang-undang, yang memicu ketakutan inflasi, karena emas digunakan untuk lindung nilai terhadap kenaikan harga-harga.

Para investor menunggu pertemuan dua hari Fed yang dimulai pada Selasa waktu setempat, dengan fokus pada lonjakan imbal hasil obligasi baru-baru ini, kekhawatiran tentang kenaikan inflasi dan prospek ekonomi.

"Logam mulia akan disandera oleh pasar obligasi pemerintah karena pendekatan reaktif Fed terhadap penurunan suku bunga akan terus menyebabkan arus keluar investasi," kata TD Securities dalam sebuah catatan.

Baca juga: Harga Emas Antam Turun Rp 2.000, Ini Rincian Terbarunya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com