Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Saham LQ45 Ini Turun Paling Banyak Dalam Sepekan, Apa Saja?

Kompas.com - 22/03/2021, 08:38 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pada akhir pekan lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis 0,13 persen pada level 6.356,16. Namun secara keseluruhan, dalam sepekan lalu indeks acuan Bursa Efek Indonesia (BEI) ini masih berada di zona merah dengan turun 0,03 persen.

Salah satu penekan indeks pekan lalu adalah beberapa saham unggulan LQ45 yang berada di zona merah dalam sepekan.

Adapun lima saham LQ45 yang berkinerja buruk dalam seminggu antara lain saham Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (TKIM) yang masuk top loser sebanyak 3 kali dalam sepekan.

Baca juga: Ini Beda Investor dan Spekulator Menurut Lo Kheng Hong

Terakhir TKIM berada di level Rp 12.500 per saham atau turun 4,21 persen. Dalam sepekan TKIM mengalami penurunan harga tertinggi sebesar 9,09 persen dibandingkan pekan sebelumnya Rp 13.750 per saham.

TKIM memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 38,9 triliun , sementara Priceto Earning Ratio (PER) yang merupakan harga saham dibagi earning per share (EPS) sebesar 11,63 kali. Dalam sepekan, asing mencatatkan net buy TKIM sebesar Rp 930 miliar di seluruh pasar.

Posisi selanjutnya ditempati oleh Bank BTPN Syariah (BTPS) yang dalam sepekan dua kali masuk sebagai tol losers. BTPN dalam sepekan mengalami penurunan sebesar 8,48 persen di level Rp 3.560 per saham dibandingkan pekan sebelumnya Rp 3.890 per saham.

Adapun kapitalisasi pasar BTPS sebesar Rp 27,43 triliun dengan PER sebesar 32,09 kali. Sepekan, asing lakukan net sell sebesar Rp 26,5 miliar di seluruh pasar. Total transaksi mencapai Rp 156,2 miliar dengan volume 41,7 juta saham.

Baca juga: Apa Itu IHSG? Ini Pengertian, Manfaat, dan Cara Hitungnya

Saham Sarana Menara Nusantara (TOWR) juga menjadi salah satu saham LQ45 yang berkinerja buruk sepekan. TOWR dalam seminggu turun 7,2 persen di level Rp 1.150 dibanding sebelumnya Rp 1.240. TOWR memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 58,6 triliun dengan ratio PER sebesar 23,06 kali.

Dalam sepekan, net buy asing tercatat Rp 57,6 miliar dengan total transaksi Rp 449,9 miliar dan volume 393,7 juta saham.

Saham andalan investor miliarder Lo Kheng Hong, Indah Kiat Pulp And Paper (INKP) juga mengalami pelemahan dalam sepekan. INKP turun 6,3 persen di level Rp 12.475 per saham dibandingkan pekan lalu Rp 13.325 per saham. INKP memiliki kapitalisasi market sebesar Rp 68,2 triliun dengan ratio PER 11,94 kali.

Sebelumnya, INKP berencana menerbitkan obligasi berkelanjutan I tahap IV dengan jumlah pokok sebesar Rp 3,25 triliun. Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan I dengan target dana Rp 10 triliun.

Emiten properti Pakuwon Jati (PWON) juga melemah 5,8 persen dalam sepekan di level Rp 565 per saham, dibanding sebelumnya Rp 600 per saham. Kapitalisasi market PWON sebesar Rp 27,21 triliun dengan ratio PER sebesar 33,97 kali.

Asing catatkan net sell PWON dalam sepekan sebesar Rp 26,15 miliar di seluruh pasar. Adapun total transaksi PWON dalam satu minggu sebesar Rp 174,3 miliar dengan volume 297,4 juta saham.

Baca juga: Duet Erick Thohir dan Kaesang Resmi Kelola Persis Solo

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com