Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Cara Lain Menikmati Danau Toba | Mengulik Rahasia Alam Telaga Sarangan | Sisi Lain dari Kemistisan Sesajen

Kompas.com - 22/03/2021, 14:14 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Setiap daerah maupun wilayah di Indonesia itu memmiliki keistimewaan dan ciri khas masing-masing. Bahkan, saking beragamnya, kita tidak bisa membandingkan antara satu dengan lainnya.

Akan tetapi yang kini jadi persoalan adalah bagaimana kita bisa memaskan itu kepada dunia dengan tetap menjaga keaslian dan keasriannya.

Namun, ketika ada suatu wilayah atau tempat wisata yang ramai tetapi tidak diperhatikan keamanan hingga kebersihannya. Sunggug sayang, bukan?

Inilah 3 konten menarik di Kompasiana tentang cara lain agar tetap bisa menikmati sebuah tempat wisata.

1. Menuju Bukit Sipiso-Piso, Cara Lain Menikmati Danau Toba

Bukit Sipiso-piso bentuknya hampir mirip dengan Dolok Singgalang, yang dekat dan bisa dicapai dari Saribudolok, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun.

Kompasianer Teopilus Tarigan menceritakan bagaimana bisa mencapai puncak bukit tersebut dengan ketinggian sekitar 1900 mdpl.

Untuk perjalanan sebenarnya bisa menggunakan minibus dengan waktu tempuh sekitar 30-45 menit.

Akan tetapi karena masih adanya jalan aspal sudah berlubang dan terkelupas cukup dalam, akhirnya perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki.

"Di puncak bukit ini juga terpasang tanda batas Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun. Selain itu, daerah landai yang cukup luas pada puncak bukit cocok untuk dijadikan tempat berkemah, sebuah camping ground," tulis Kompasianer Teopilus Tarigan. (Baca selengkapnya)

2. Mengulik Rahasia Alam Telaga Sarangan Berpagar Bukit

Sejak kecil Kompasianer Suprihati sering bertanya: seperti apa keelokan wilayah kaki Lawu sebelah Timur?

Ingatan itu telah membawanya kembali pada 2016 silam dengan perjalanan menanjak menuju Gunung Lawu serta keelokan alam wisata Tawangmangu.

Jarak dari Tawangmangu ke Telaga Sarangan, tulis Kompasianer Suprihati sekitar 5 km-an.

"Melewati Cemara Sewu kami memasuki wilayah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur disambut oleh wilayah Cemara Kandang," lanjutnya.

Akan tetapi keberadaan telaga tidak lepas dari legenda, cerita rakyat yang membalutnya. (Baca selengkapnya)

3. Melihat Sisi Lain dari Kemistisan Sesajen

Sesajen itu, tulis Kompasianer Tia Enjelina, sebenarnya dianggap sebagai media komunikasi antara manusia dengan Sang Pencipta yang menjadi simbol rasa syukur atas karunia-Nya.

Hal tersebut dituliskan Kompasianer Tia Enjelina karena melihat yang terjadi di tempat tinggalnya, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, tepatnya di dusun Geneng.

"Tradisi membuat sesajen masih dipegang teguh masyarakat meskipun tata cara pelaksanaan ritual sudah sering berubah seiring dengan perkembangan zaman," lanjutnya.

Sebagai contoh, Kompasianer Tia Enjelina tradisi bersih desa atau 'Rasulan'.

Bersih desa yang dimaksud adalah membersihkan desa dan penduduknya dari segala marabahaya dan ketidakberuntungan. (Baca selengkapnya)

***

Ingin tahu keisitimewaan setiap daerah atau wilayah di Indonesia? Silakan baca selengkapnya di Kompasiana: Provinsiku Istimewa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com