Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menguat Tipis, Rupiah Ditutup di Level Rp 14.396 Per Dollar AS

Kompas.com - 23/03/2021, 15:55 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mengalami penguatan di pasar spot, Selasa (23/2/2021).

Melansir Bloomberg, rupiah ditutup menguat 10 poin (0,07 persen) di level Rp 14.396 per dollar AS dibanding penutupan sebelumnya Rp 14.406 per dollar AS.

Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pergerakan rupiah hari ini terdorong oleh sentimen penantian akan statement Gubernur Federal Reserve Jerome Powell yang sebelumnya menegaskan sikap dovish bank sentral seiring dengan optimisme pemulihan ekonomi.

“Investor mengharapkan lebih banyak komentar dari Powell, baik pada penampilan bersama pertamanya dengan Menteri Keuangan Janet Yellen di hadapan Komite Jasa Keuangan DPR AS di kemudian hari,” kata Ibrahim.

Baca juga: IHSG Ditutup Melemah, Asing Banyak Lepas Saham BBCA, ICBP, dan TLKM

Selain itu, rupiah juga tertekan oleh gelombang ketiga kasus Covid-19 yang terjadi di Eropa dengan varian yang sangat menular. Paris dan sekitarnya memasuki penguncian wilayah selama empat minggu, demikian juga dengan yang Jerman memperpanjang penguncian wilayah hingga 18 April 2021.

Sementara dari internal, pemerintah mengungkapkan Indonesia relatif mampu menjaga kinerja ekonomi di tengah ancaman pandemi Covid-19. Hal ini terlihat dari peringkat utang (rating) Indonesia yang tetap bertahan, atau tidak ada pemangkasan.

Moody's menaikkan peringkat surat utang Indonesia dari Baa3 ke Baa2. Moody’s juga memproyeksikan ekonomi Indonesia akan stabil. Ia menilai, dengan penerimaan negara yang terus meningkat, pemerintah akan semakin mampu membiayai pembangunan infrastruktur, perlindungan sosial, dan belanja lainnya.

Namun, ada tiga hal yang perlu diwaspadai yakni pertama jika Indonesia mengalami kemunduran dalam perbaikan kerangka kebijakan dan kelembagaan. Kedua, jika pemerintah tidak mampu meningkatkan penerimaan negara secara signifikan, dan ketiga jika kekuatan finansial BUMN memburuk, maka bukan tidak mungkin akan menciptakan risiko yang merambat ke anggaran negara.

“Moody's menyimpulkan bahwa potensi perluasan penerimaan negara dalam jangka menengah sangat terbatas. Ini mengindikasikan keterbatasan dalam efektivitas kebijakan dan menciptakan batasan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,” ucap Ibrahim.

Baca juga: Risma Bakal Rombak Besar-besaran Data Terpadu Kesejahteraan Sosial

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com