Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[TREN EDUKASI KOMPASIANA] Membantu Anak Mempersiapkan Kembali ke Sekolah | Mengapa Ujian Bahasa Indonesia Jarang Mendapat 100?

Kompas.com - 14/04/2021, 11:03 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Wacana untuk membuka kembali sekolah dan melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) kembali menjadi diskusi hangat.

Dalamw wacana tersebut orangtua boleh memilih untuk tetap melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau memilih pembelajaran tatam muka (PTM).

Apabila pilihannya adalah untuk PTM, maka sebagai orangtua kita perlu membantu mempersiapkan anak untuk kembali ke sekolah.

Persiapan yang perlu dilakukan antara lain adalah memberi penjelasan mengapa sang anak perlu kembali ke sekolah. Sebab, bukan tidak mungkin ia justru sudah sangat nyaman belajar dari rumah.

Selain soal persiapan anak kembali sekolah, ada juga alasan mengapa ujian bahasa Indonesia sangat jarang mendapat nilai terbaik dan bagaimana kiat mewujudkan kebiasaan membaca pada siswa.

Berikut konten-konten menarik dan populer kategori Edukasi di Kompasiana:

1. Kembali ke Sekolah, Bagaimana Membantu Anak Mempersiapkan Dirinya?

Selain pemahaman anak mengapa ia harus kembali di sekolah, memastikan anak mengerti dan mematuhi protokol kesehatan juga sangat penting.

Memang, saat ini banyak orang dewasa dan guru sudah mendapat vaksinasi, namun tidak untuk anak-anak.

Artinya mereka masih masuk ke dalam kelompok resiko karena belum terproteksi dari dalam tubuhnya sendiri.

Sehingga mereka tetap perlu diingatkan bahwa untuk perlindungan dirinya, sekolah mungkin tidak akan nampak sama.

Dan menggambarkan kemungkinan-kemungkinan akan ada peraturan-peraturan baru atau mungkin ada rutinitas ekstra yang harus mereka lakukan di sekolah turut perlu diberitahukan kepada anak. (Baca selengkapnya)

2. Mengapa Ujian Bahasa Indonesia Jarang Mendapat 100?

Mungkin kalau ditanya ujian sekolah apa yang paling sulit dikerjakan, jawabannya bisa matematika, fisika, atau kimia.

Tapi, sadarkah kita kalau bahasa Indonesia juga sama sulitnya dengan mata pelajaran itu?

Sayangnya, kita pun luput mempersiapkannya. Salah satu alasannya adalah karena bahasa Indonesia itu sendiri, bahasa yang digunakan sehari-hari.

Akibatnya, membuat kita mempelajarinya dengan sungguh-sungguh meski kita tahu materi ujian bahasa Indonesia lebih rumit daripada bahasa sehari-hari. (Baca selengkapnya)

3. Mewujudkan "Reading Habit" pada Siswa, Apa Saja Kiatnya?

Meningkatkan minat baca pada siswa perlu dilakukan berbagai upaya. Perpustakaan yang lengkap dan nyaman pun dinilai tidak cukup.

Perlu sinergi antara sekolah, guru, dan kegiatan. Semisal, kalau guru ingin mendorong pada siswa suka membaca, maka ia harus berusaha menjadikan dirinya contoh yang baik dalam hal ini.

Ia tidak hanya bisa memberi contoh bagaimana membaca. Guru harus menjadi contoh.

Atau juga misalkan membuat beberapa kegiatan untuk merangsang minat baca siswa seperti lomba-lomba yang berkaitan dengan literasi.

Dengan lomba ini, sekolah mendorong para siswa lebih akrab lagi dengan buku. (Baca selengkapnya) (IBS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com