Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Pemegang Polis Tolak Skema Restrukturisasi, Ini Respons Jiwasraya

Kompas.com - 27/04/2021, 13:56 WIB
Rully R. Ramli,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Skema restrukturisasi polis Jiwasraya masih mendapatkan penolakan.

Kali ini, penolakan datang dari pensiunan di 12 perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Merespon hal tersebut, Direktur Kepatuhan dan Sumber Daya Manusia Jiwasraya Mahelan Prabantarikso mengatakan, pihaknya masih melakukan dialog dengan para pemegang polis yang menolak.

Baca juga: Kejar Target Mei, Restrukturisasi Jiwasraya Belum Capai 100 Persen

"Upaya yang kami lakukan tetap melakukan tindakan secara persuasif yaitu dengan terus memberikan penjelasan untuk ikut restru sampai maksimal tanggal 31 Mei 2021," ujar dia kepada Kompas.com, Selasa (27/4/2021).

Mahelan menjelaskan, Jiwasraya memiliki tiga opsi yang ditawarkan terkait restrukturisasi polis.

Ia memastikan, tiga opsi tersebut sudah final dan tidak akan mengalami perubahan.

Opsi pertama, pemegang polis harus melakukan top up apabila ingin mempertahankan anuitas.

Kemudian, apabila pemegang polis tidak melakukan top up, maka manfaat anuitas bulanan akan turun.

Baca juga: Jiwasraya Sudah Hentikan Penjualan Produk yang Merugi

"Apabila pemegang polis tidak melakukan top up dan menghendaki manfaaat tetap, maka manfaat asuransi akan diperpendek (tidak seumur hidup)," kata Mahelan.

Ketiga opsi tersebut lah yang tetap ditawarkan Jiwasraya kepada para pemegang polis yang sampai saat ini masih menolak.

"Dari upaya yang dilakukan banyak yang akhirnya mengikuti restru polis," imbuh dia.

Sebelumnya diberitakan Kontan, 12 pensiunan BUMN yang terdiri dari Garuda Indonesia, Pupuk Kaltim, Petro Kimia Gresik, Rekayasa Industri, Bukit Asam, Garuda Maintanance Facility, Gapura Angkasa, Timah, Asuransi Kesehatan, Surveyor Indonesia, dan Sucofindo menolak skema restrukturisasi yang ditawarkan Jiwasraya.

Alasan penolakan tersebut karena mereka tidak menerima usulan skema restrukurisasi yang mengharuskan adanya top up serta pemotongan manfaat.

Baca juga: Jiwasraya Kembali Digugat PKPU

Misalnya saja, pensiunan Garuda Indonesia harus top up senilai Rp 1,8 triliun dengan potongan manfaat rata-rata 69,3 - 73 persen.

"Tentu kami tidak dapat menerima usulan proposal restrukturisasi karena sumber masalah ada di Jiwasraya bukan para peserta program anuitas. Tapi seluruhnya dibebankan kepada nasabah, padahal kami tidak melakukan kesalahan," kata Ketua Forum Pensiunan BUMN Nasabah Jiwasraya Syahrul Tahir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com