Aliran modal di Tanah Air akan mampu menggerakkan ekonomi dalam negeri, menciptakan lapangan pekerjaan, dan ujungnya berdampak pula untuk turut mengerek pertumbuhan ekonomi nasional.
Bahlil sendiri merupakan menteri dari unsur pengusaha. Pria kelahiran Banda, Maluku Tengah, pada 7 Agustus 1976 itu punya latar belakang sebagai pengusaha dengan memiliki 10 perusahaan di berbagai bidang di bawah bendera PT Rifa Capital sebagai induk perusahaan.
Baca juga: Mengintip Gaji Take Home Pay Jaksa Pinangki sebagai PNS Kejagung
Dengan pengalamannya sebagai pengusaha, Bahlil Lahadalia pun pernah menjabat sebagai Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) periode 2015–2019.
Di dunia politik, Bahlil Lahadalia pernah bergabung sebagai kader Partai Golkar. Namun ia sudah keluar dari partai tersebut pada 2009.
Meski lahir di Maluku, Bahlil Lahadalia melanjutkan sekolah dan meraih gelar sarjananya di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay, Jayapura, Papua.
Manis karirnya saat ini sungguh berbeda dengan pahitnya kehidupan yang dijalaninya sejak kecil.
Baca juga: Intip Nominal THR PNS 2021 yang Masuk Rekening
Dalam berbagai kesempatan, Bahlil Lahadalia kerap menceritakan pengalaman hidupnya yang merupakan seorang putra dari ayah yang bekerja sebagai kuli bangunan dan ibu sebagai tukang cuci. Kondisi tersebut membuatnya mandiri dan punya tekad kuat untuk sukses.
"Ketika SD, saya harus pikul kelapa dari gunung api untuk membiayai uang sekolah saya. Ketika saya melanjutkan sekolah ke Papua, saya berjualan kue dari rumah ke rumah, dari hasil yang Ibu saya buat. Saya juga pernah menjual koran, menjadi kondektur dan sopir angkot. Tapi saya tidak pernah malu," kisah Bahlil Lahadalia dalam suatu kesempatan.
"Bertransformasi dari hidup susah, pernah menjadi kondektur dan sopir angkot, lalu bisa menjadi Ketua Umum HIPMI, yang baru kali itu berasal dari Timur. Kini, 44 tahun kemudian, dipercaya oleh Bapak Presiden untuk mengemban amanah menjadi Kepala BKPM. Tidak ada keberhasilan tanpa perjuangan," lanjutnya.
Baca juga: Jokowi Mau Bentuk Kementerian Investasi, padahal Sudah Ada BKPM
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.